Bernyanyilah, Kegiatan Ini Ada Banyak Manfaatnya Bagi Kesehatan Mental

Tak sedikit orang yang gemar bernyanyi selain menyenangkan, ternyata ada banyak manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Agu 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 21:00 WIB
Ilustrasi perempuan bernyanyi
Ilustrasi perempuan bernyanyi//copyright freepik

Liputan6.com, Bandung - Bernyanyi memang berhubungan dengan kondisi psikologis dan kesehatan mental dalam faktanya. Saat sedang sedih, mungkin cenderung ingin menyanyikan lagu bernada sendu dengan lirik yang menyuarakan isi hati. Begitu pun saat gembira, bernyanyi lagu bernada riang dirasa cocok dengan suasana ceria.

Menurut dr. Airindya Bella di laman Alo Dokter, tak sedikit orang yang gemar bernyanyi selain menyenangkan, ternyata ada banyak manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental.

"Tanpa disadari, bernyanyi adalah aktivitas yang kompleks. Hal ini karena bernyanyi melibatkan berbagai area di otak, terutama bagian otak yang berperan dalam fungsi berbahasa, vokal, dan emosional. Tidak hanya itu, bernyanyi juga melibatkan teknik pernapasan hingga irama jantung," terang Airindya dicuplik Minggu (25/8/2024).

Airindya mengatakan ada 6 manfaat bernayanyi untuk menjaga kesehatan mental, berikut diantaranya:

1. Melawan stres

Salah satu manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental adalah dapat mengurangi stres. Hal ini terbukti melalui sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa kadar hormon kortisol atau hormon stres dalam tubuh seseorang dapat menurun setelah bernyanyi.

Selain itu, seseorang cenderung merasa lebih santai, senang, nyaman, lega, dan suasana hati membaik setelah bernyanyi. Kondisi ini juga berlaku bagi mereka yang dalam kesehariannya tidak begitu suka menyanyi.

2. Menyingkirkan mood negatif

Bernyanyi bersama-sama, seperti dalam kelompok paduan suara atau bernyanyi bersama teman-teman, diketahui dapat meredam dan mengatasi mood negatif, seperti kecemasan dan rasa sedih.

Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa orang yang bergabung dengan grup vokal atau paduan suara mengalami perbaikan kesehatan mental dan dapat tercegah dari gangguan mental, seperti depresi dan gangguan cemas.

3. Mengurangi gejala baby blues

Kegiatan bernyanyi dapat membantu ibu yang baru melahirkan untuk mencurahkan perasaan dan emosi serta mengekspresikan dirinya. Bernyanyi bersama-sama dalam sebuah grup atau komunitas bahkan dapat mengurangi gejala baby blues.

4. Mencegah demensia

Bernyanyi melibatkan berbagai fungsi otak dan organ lain, seperti telinga dan pita suara. Hal ini ternyata berdampak positif pada orang yang sedang dalam pengobatan demensia.

Kegiatan bernyanyi dan memainkan alat musik ternyata dapat merangsang jaringan saraf otak untuk bekerja lebih aktif. Saat bernyanyi, otak akan menggali memori untuk melafalkan lirik dari lagu-lagu yang pernah didengar.

Bagi penderita demensia, kesadaran bahwa mereka mampu mengingat dapat memberi harapan dan perasaan positif.

5. Menjadi ajang untuk bersosialisasi

Bernyanyi dalam kelompok atau bergabung dengan paduan suara dapat menjadi sarana yang baik untuk membina hubunan sosial.

Dalam sebuah penelitian, anak-anak dan orang dewasa yang bergabung dalam kelompok bernyanyi ternyata memiliki kedekatan dan kepedulian sosial lebih tinggi.

6. Menambah kepercayaan diri

Bernyanyi adalah salah satu kegiatan yang baik untuk mengekspresikan diri dan meluapkan emosi. Hal ini juga turut bermanfaat dalam menambah kepercayaan diri seseorang.

Para peneliti menyimpulkan bahwa orang yang bergabung dengan kelompok musik, grup vokal, atau paduan suara menunjukkan kondisi kesehatan mental yang lebih baik. Hal ini kemungkinan karena kombinasi bernyanyi dan bersosialisasi membuat mereka lebih bahagia.

Tak perlu harus bersuara emas atau merdu untuk bisa mendapatkan manfaat bernyanyi bagi kesehatan mental. Siapa pun yang ingin melepas stres dan memperbaiki kesehatan mentalnya bisa melakukan kegiatan positif ini.

Mulai sekarang, coba biasakan untuk bernyanyi. Jika merasa malu untuk bernyanyi di depan orang, cobalah bernyanyi sendiri saat di kamar mandi atau di rumah.

 

Cara Menjaga dan Memperbaiki Kondisi Kesehatan Mental

Sementara itu dr. Merry Dame Cristy Pane menjelaskan kesehatan mental adalah pilar dasar untuk seseorang bisa berpikir, berkembang, berekspresi, berinteraksi, mencari nafkah, serta menikmati hidup.

"WHO juga menjelaskan bahwa seseorang yang sehat secara mental berarti mampu menyadari kesanggupannya, menangani stres dalam kehidupan sehari-hari, bekerja dengan produktif, serta dapat berkontribusi untuk lingkungan di sekitarnya," jelas Merry.

Jika tidak dapat atau kesulitan dalam melakukan hal-hal tersebut lanjut Merry, ada kemungkinan kesehatan mental Anda mengalami gangguan. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor sosial, psikologis, dan biologis.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga dan memperbaiki kesehatan mental, antara lain:

1. Mengelola stres dengan baik

Stres memang sulit untuk dihindari, tetapi hal ini dapat diatasi. Salah satunya dengan melakukan cara-cara mengelola stres, seperti berjalan santai di luar ruangan, berolahraga, melakukan meditasi, bertukar pikiran dengan sahabat, atau menulis buku harian. Hal ini dapat menenangkan pikiran dan melihat hidup dengan lebih jernih.

2. Menetapkan tujuan yang realistis

Tetapkan tujuanmu secara realistis, baik tujuan pribadi maupun profesional. Bila perlu, tuangkan dalam bentuk tulisan atau vision board.

Memahami apa tujuan hidupmu akan membuat Anda lebih terarah dalam menentukan cara mencapai tujuan tersebut. Lengkapi dengan keterangan target waktu, serta daftar hal-hal yang telah berhasil dicapai.

3. Berkumpul dengan support system

Berkumpul dengan orang yang mendukung atau support system, seperti keluarga atau teman-teman dekat, dapat membantu Anda melepas penat dan meredakan stres.

Anda bisa bersenda gurau, meluapkan emosi, dan berbagi cerita kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan saran serta dukungan yang dibutuhkan.

4. Membantu orang lain

Selain bermanfaat bagi orang lain, melakukan kegiatan sosial juga dapat membuat merasa lebih baik dan lebih bermanfaat dalam hidup.

Hal ini akan menghindari dari kesepian dan rasa tidak berguna. Anda jadi lebih mawas diri, mudah bersyukur, dan tidak cepat mengeluh atau putus asa.

5. Mencoba hal-hal baru

Rutinitas yang monoton dapat membuat mudah stres. Cobalah lakukan hal-hal yang baru, seperti belajar bahasa baru, memperbarui penampilan, atau sekadar mengganti rute pulang-pergi kantor.

Melakukan hal baru dapat menyegarkan pikiran, bahkan membuat lebih semangat dalam menjalani hari.

6. Merawat kesehatan tubuh

Kesehatan mental juga sangat bergantung pada cara merawat diri sendiri. Makanya, pastikan makan beragam makanan sehat, istirahat dan minum air putih yang cukup, berolahraga, serta menghindari kebiasaan buruk, seperti merokok atau minum minuman keras.

"Jika kondisi tidak juga membaik dengan cara-cara di atas, mintalah bantun dari psikolog atau psikiater. Dengan bantuan profesional, masalah dapat diketahui dan ditangani dengan tepat, sehingga kesehatan mentalmu dapat kembali pulih," ungkap Merry.

 

Tanda Kesehatan Mental Bermasalah

Berikut ini adalah tanda-tanda ketika seseorang memiliki risiko menderita gangguan kesalahan mental:

- Menunjukkan perubahan kepribadian, seperti tidak lagi merasa seperti diri sendiri

- Mengalami kecemasan, amarah, dan perubahan suasana hati yang ekstrem, sulit dikontrol terus-menerus dan tanpa alasan yang jelas

- Menarik diri atau menutup diri dari lingkungan sosial- Melakukan hal-hal berbahaya, seperti mabuk-mabukkan, kebut-kebutan, atau menggunakan narkoba- Merasa putus asa atau sia-sia dalam menjalani hidup

- Merasa mengalami sesuatu yang sebenarnya tidak nyata (halusinasi), seperti mendengar bisikan-bisikan

- Meyakini sesuatu yang bertolak-belakang dengan kenyataan (delusi)

- Hilangnya kemampuan untuk mengurus diri sendiri, misalnya jadi tidak peduli akan penampilan atau malas membersihkan diri

- Hilangnya motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk kegiatan yang biasanya disukai.

"Jika Anda atau orang yang dikenal mengalami tanda-tanda di atas, sebaiknya segera konsultasikan kondisi tersebut dengan tenaga kesehatan mental profesional, seperti psikolog atau psikiater. Ingat, jangan tunggu kondisinya hingga berlarut-larut," terang Merry.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya