Sejarah Kota Tua Sawahlunto Hingga Jejak Tambang Batu Bara di Sumatera Barat

Bagi wisatawan yang ingin menyelami sejarah, keindahan arsitektur kolonial, dan merasakan suasana kota tua yang khas, Sawahlunto adalah destinasi yang wajib dikunjungi.

oleh Novia Harlina diperbarui 10 Okt 2024, 00:00 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2024, 00:00 WIB
Lubang Tambang Mbah Soero
Lubang Tambang Mbah Soero Sawahlunto, Sumatera Barat. (Lipitan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Sawahlunto - Kota Sawahlunto, Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu kota tua yang memiliki sejarah panjang dan warisan tambang batu bara. Berdiri di tengah lembah yang dikelilingi bukit, Sawahlunto awalnya merupakan kota tambang yang berkembang pesat pada akhir abad ke-19.

Meski dulunya terkenal sebagai penghasil batu bara, kini Sawahlunto telah bertransformasi menjadi kota wisata sejarah yang penuh dengan daya tarik dan keindahan arsitektur kolonialnya.

Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Sawahlunto bermula pada tahun 1868, ketika Belanda menemukan cadangan batubara besar di daerah tersebut.

Pada tahun 1888, tambang batu bara pertama mulai beroperasi, dan sejak itu, Sawahlunto menjadi pusat pertambangan batubara terbesar di Hindia Belanda.

Untuk mendukung industri tambang, pemerintah kolonial Belanda membangun infrastruktur yang memadai, seperti jalur kereta api dari Sawahlunto menuju Pelabuhan Teluk Bayur di Padang.

Jalur ini memudahkan distribusi batubara ke berbagai wilayah, bahkan hingga ke pasar internasional. Ribuan pekerja, termasuk orang pribumi dan tenaga kerja paksa (dikenal sebagai orang rantai), dipekerjakan di tambang tersebut.

Sistem kerja paksa ini menjadi bagian dari sejarah kelam Sawahlunto yang menyimpan kisah pilu tentang perjuangan hidup para pekerja tambang.

Keindahan Arsitektur Kolonial dan Situs Bersejarah

Saat ini, jejak-jejak sejarah pertambangan di Sawahlunto masih dapat ditemukan dalam bentuk bangunan-bangunan kolonial yang kokoh berdiri hingga kini. Beberapa bangunan dan situs bersejarah di Kota Tua Sawahlunto yang menjadi daya tarik wisata antara lain:

Museum Tambang Batubara Ombilin Museum ini dulunya merupakan kantor pusat tambang dan kini berfungsi sebagai tempat untuk mengenang sejarah pertambangan di Sawahlunto.

Pengunjung dapat melihat berbagai alat penambangan, dokumentasi sejarah, serta informasi tentang kehidupan para pekerja tambang di masa lalu.

Lubang Tambang Mbah Soero Lubang tambang ini adalah salah satu situs tambang bawah tanah yang masih tersisa dan kini dibuka untuk wisatawan. Lubang ini menceritakan kisah para pekerja tambang yang bekerja dalam kondisi berat. Tur ke dalam lubang tambang memberikan pengalaman unik untuk merasakan suasana kerasnya dunia pertambangan masa lalu.

Gedung PT BA-UPO Gedung ini adalah salah satu ikon arsitektur kolonial di Sawahlunto. Dulu digunakan sebagai kantor administrasi tambang, bangunan ini kini menjadi saksi bisu kejayaan Sawahlunto sebagai kota tambang.

Silo Batubara dan Loko Emas Mak Itam Silo batu bara dan lokomotif Mak Itam, yang dahulu digunakan untuk mengangkut batu bara, kini menjadi simbol sejarah industri pertambangan Sawahlunto. Pengunjung dapat melihat langsung lokomotif legendaris ini yang masih terawat dengan baik.

Transformasi Menjadi Kota Wisata

Meskipun pertambangan batubara di Sawahlunto resmi ditutup pada akhir abad ke-20, kota ini berhasil melakukan transformasi yang luar biasa.

Dengan mengandalkan kekayaan sejarahnya, Sawahlunto kini menjelma sebagai kota wisata dengan fokus pada pelestarian warisan budaya dan sejarah tambangnya.

Pada tahun 2019, Situs Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto bahkan berhasil ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, sebuah pencapaian yang semakin mengukuhkan posisi Sawahlunto sebagai destinasi wisata sejarah yang penting.

Selain bangunan dan situs bersejarah, keindahan alam di sekitar Sawahlunto juga menjadi daya tarik tersendiri. Kota ini dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan aliran sungai yang jernih, menjadikannya tempat yang ideal untuk bersantai dan menikmati suasana alam yang asri.

Kota Tua Sawahlunto bukan hanya sekadar warisan tambang batu bara, tetapi juga cerminan ketangguhan masyarakatnya yang mampu bangkit dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Transformasi Sawahlunto dari kota tambang menjadi kota wisata adalah contoh nyata bagaimana warisan sejarah dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi lokal, tanpa melupakan masa lalu yang penuh dengan perjuangan.

Bagi wisatawan yang ingin menyelami sejarah, keindahan arsitektur kolonial, dan merasakan suasana kota tua yang khas, Sawahlunto adalah destinasi yang wajib dikunjungi.

Dengan warisan sejarahnya yang kaya, Sawahlunto menyimpan banyak kisah untuk dipelajari dan keindahan yang tak terlupakan untuk dinikmati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya