Liputan6.com, Surabaya - Pertempuran Surabaya yang melibatkan rakyat Surabaya dan tentara Inggris berlangsung pada 10 November. Peristiwa penting dan bersejarah itu akhirnya dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Dalam pertempuran tersebut, terdapat beberapa tokoh penting yang berperan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka memberikan kontribusi besar bagi bangsa Indonesia.
Mengutip dari berbagai sumber, berikut tujuh tokoh Pertempuran Surabaya 10 November:
Advertisement
Baca Juga
1. Bung Tomo
Tokoh paling penting dalam Pertempuran Surabaya 10 November adalah Bung Tomo. Sosok Bung Tomo berjasa besar dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia saat melawan penjajah yang ingin kembali menjajah Indonesia di Surabaya.
Saat itu, pidato Bung Tomo berhasil membangkitkan semangat rakyat Surabaya untuk kembali melawan para penjajah. Dari sanalah, semangat para rakyat dan pejuang terus membara hingga titik darah penghabisan.
Sutomo atau Bung Tomo lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya. Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah.
2. Gubernur Suryo
Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo atau Raden Suryo adalah Gubernur Jawa Timur yang menjadi pencetus Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Gubernur Suryo menjadi tokoh Pertempuran Surabaya yang paling sibuk.
Pasalnya, selama Pertempuran Surabaya berlangsung, Gubernur Suryo berperan penting dalam hal melakukan komunikasi intens untuk meminta pertolongan pada pemimpin negeri, seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Gubernur Suryo juga melakukan komunikasi tersebut ketika Inggris mengelurakan Ultimatum 10 November 1945.
Pada 9 November pukul 23.00, Gubernur Suryo membacakan keputusan akan menghadapi sekutu hingga titik darah penghabisan. Pidatonya sebagai pemegang kendali penuh Surabaya pun kemudian dikenal dengan Komando Keramat.
3. KH Hasyim Asy'ari
KH Hasyim Asy'ari merupakan sosok pelopor persatuan umat dan tokoh modernisasai pesantren. Berawal dari fatwa Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945, maka bergeloralah Pertempuran Surabaya 10 November.
Fatwa tersebut berisi kewajiban berjihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dari fatwa tersebut, kemudian melahirkan peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
4. HR Mohammad Mangoendiprodjo
Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo adalah sosok Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia berperan sebagai wakil Indonesia dalam kontak biro dengan pasukan Inggris di Surabaya.
Mangoendiprodjo sempat mengalami peristiwa dramatis yang membahayakan nyawanya. Untuk mencegah pasukan Inggris yang masih menduduki gedung Bank Internatio menembaki massa yang mengepung, ia memasuki gedung itu. Namun, ia kemudian dijadikan sandera. Sementara Mallaby yang berada di luar gedung telah tewas yang akhirnya memicu pecahnya pertempuran mulai 10 November 1945 itu.
Mayjen Moestopo
5. Mayjen Moestopo
Prof. Dr. Moestopo merupakan Mayjen TNI yang juga termasuk dalam tokoh penting Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Pada masa pendudukan Jepang, Mayjen Moestopo mengikuti pelatihan tentara Pembela Tanah Air (PETA) angkatan kedua di Bogor, Jawa Barat.
Selesai pelatihan, ia diangkat sebagai shudanco (komandan kompi) di Sidoarjo. Meski diangkat sebagai shudanco, sejatinya kemampuan Moestopo melebihi kemampuan seorang shudanco. Dalam Pertempuran Surabaya 10 November, Moestopo berperan dalam menghadang pasukan Inggris sebelum pertempuran bergejolak.
6. Mayjen Sungkono
Mayjen Sungkono merupakan komandan BKR yang termasuk dalam pejuang tokoh Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Mayjen Sungkono tak hanya memberi komando lewat radio, tetapi juga memimpin langsung pertempuran.
7. Abdul Wahab Saleh
Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer Kantor Berita Antara. Ia berhasil mengabadikan momen bersejarah yang menjadi salah satu pemicu pecahnya Pertempuran Surabaya 10 November.
Peristiwa yang dimaksud adalah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. Abdul Wahab Saleh juga berhasil memotret berbagai peristiwa heroik Arek-Arek Suroboyo lainnya dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Penulis: Resla
Advertisement