Liputan6.com, Yogyakarta - Tarian klasik Yogyakarta, Golek Ayun-Ayun, mengungkap fase transformasi kehidupan seorang remaja perempuan melalui serangkaian gerak tubuh yang penuh makna dan simbolis. Dalam khazanah seni pertunjukan tradisional Jawa, Tari Golek Ayun-Ayun menempati ruang tersendiri sebagai representasi perjalanan spiritual dan psikologis seorang perempuan muda.
Mengutip dari berbagai sumber, terminologi golek yang berarti mencari menjadi pijakan filosofis tarian yang menggambarkan proses pencarian identitas di tengah kompleksitas kehidupan. Asal-usul tarian yang berakar dalam tradisi keraton Yogyakarta ini memiliki sejarah panjang dalam konteks seni pertunjukan klasik Jawa.
Tarian yang biasanya dibawakan oleh dua hingga beberapa penari perempuan ini memiliki karakteristik gerak yang khas, menggambarkan fase transisi seorang gadis menuju kedewasaan. Setiap gerakan dalam Tari golek ayun-ayun memiliki makna simbolis yang mendalam.
Advertisement
Baca Juga
Gerakan lemah gemulai yang menjadi ciri khasnya tidak sekadar menunjukkan keindahan fisik, melainkan juga menggambarkan proses pencarian jati diri seorang remaja perempuan. Gerak-gerik berhias dan merias diri yang direpresentasikan dalam tarian ini menjadi metafora perjalanan pembentukan identitas.
Dalam konteks sejarah kebudayaan Jawa, tarian ini kerap menjadi bagian penting dalam upacara-upacara resmi di lingkungan keraton. Perannya dalam menyambut tamu kehormatan dan mengisi acara-acara besar mencerminkan nilai-nilai estetika dan diplomasi tradisional yang adiluhung.
Struktur koreografis Tari Golek Ayun-ayun memperlihatkan kecanggihan sistem estetika tari klasik Jawa. Penari tidak sekadar melakukan gerakan mekanis, melainkan menghadirkan narasi visual tentang pertumbuhan dan kedewasaan seorang perempuan.
Setiap gerakan tangan, perputaran badan, dan ekspresi wajah menjadi bahasa tubuh yang kompleks dan penuh makna. Dokumentasi sejarah menunjukkan bahwa tarian ini telah berkembang selama berabad-abad, menjadi saksi bisu transformasi budaya dan sosial masyarakat Jawa.
Dari lingkungan keraton hingga panggung-panggung pertunjukan modern, Tari Golek Ayun-Ayun terus bertahan dan beradaptasi. Kajian para ahli budaya menunjukkan bahwa tarian ini tidak sekadar pertunjukan estetis, melainkan media pendidikan kultural. Melalui gerakannya, tarian ini mengajarkan nilai-nilai kesopanan, kehalusan budi, dan proses pembentukan karakter perempuan dalam tradisi Jawa.
Meskipun telah mengalami berbagai transformasi, tari golek ayun-ayun tetap mempertahankan esensi filosofisnya. Tarian ini terus menjadi medium ekspresi kultural yang menggambarkan perjalanan pencarian identitas seorang perempuan muda.
Penulis: Ade Yofi Faidzun