Misteri Yogyakarta, Mengapa Kesultanan Ini Tetap Berdiri Kokoh di Tengah Gejolak Penjajahan?

Dalam perjanjian ini, Yogyakarta dan Surakarta ditetapkan sebagai kerajaan vasal, tetapi dengan otonomi yang cukup luas. Hal ini memberikan perlindungan bagi Kesultanan Yogyakarta dari intervensi langsung Belanda dalam urusan pemerintahan.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 21 Jan 2025, 03:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 03:00 WIB
Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta (sumber: kratonjogja.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Yogyakarta, kota budaya yang kaya akan sejarah, menyimpan misteri unik. Berbeda dengan wilayah lain di Indonesia yang pernah dijajah oleh berbagai bangsa asing, Kesultanan Yogyakarta seolah kebal terhadap penjajahan. Apa rahasia di balik keistimewaan ini?

Yogyakarta, kota istimewa yang dikenal dengan kekayaan budaya dan sejarahnya, memiliki kisah unik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia. Salah satu misteri yang paling menarik adalah mengapa Kesultanan Yogyakarta mampu bertahan dan tidak pernah sepenuhnya berada di bawah kekuasaan kolonial.

Mengutip dari berbagai sumber, sejak berdirinya pada abad ke-18, Kesultanan Yogyakarta telah menjalin hubungan khusus dengan kekuatan kolonial, terutama Belanda. Perjanjian Giyanti tahun 1755 menjadi tonggak penting dalam hubungan antara Kesultanan Yogyakarta dengan Belanda.

Dalam perjanjian ini, Yogyakarta dan Surakarta ditetapkan sebagai kerajaan vasal atau kerajaan yang berada di bawah naungan negara lain, namun dengan otonomi yang cukup luas. Hal ini memberikan perlindungan bagi Kesultanan Yogyakarta dari intervensi langsung Belanda dalam urusan pemerintahan.

Selain itu, Belanda juga memiliki alasan strategis untuk menjaga hubungan baik dengan Kesultanan Yogyakarta. Yogyakarta dianggap sebagai kekuatan politik dan budaya yang penting di Jawa Tengah.

Dengan menjaga hubungan yang baik, Belanda berharap dapat menjaga stabilitas di wilayah tersebut. Hubungan diplomatik yang baik antara Belanda dan Kesultanan Yogyakarta tidak berarti bahwa tidak pernah ada konflik.

Pada tahun 1949, ketika Yogyakarta menjadi ibu kota Republik Indonesia, terjadi pertempuran sengit antara pasukan Indonesia dan Belanda. Akan tetapi, semangat perlawanan rakyat Yogyakarta berhasil mengusir penjajah.

Keistimewaan Yogyakarta merupakan hasil dari perpaduan sejarah, budaya, dan politik yang kompleks. Perjanjian Giyanti tahun 1755 memberikan landasan hukum bagi otonomi Kesultanan Yogyakarta, sementara hubungan diplomatik yang strategis dengan Belanda melindungi kerajaan dari ancaman eksternal.

Kekuatan budaya dan spiritual yang melekat pada Keraton Yogyakarta serta semangat juang rakyatnya semakin memperkokoh identitas Yogyakarta. Kombinasi dari faktor-faktor inilah yang menjadikan Yogyakarta sebagai daerah istimewa dengan kekayaan budaya dan sejarah yang tak tertandingi.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya