Mina Sarua, Minuman Tradisional Bima NTB yang Kaya Rempah

Tape ketan memberikan rasa manis alami serta aroma khas yang sedikit asam, sementara ampas ketan berperan dalam memberikan tekstur dan kepekatan pada minuman

oleh Panji Prayitno diperbarui 04 Feb 2025, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 07:00 WIB
Mina Sarua, Minuman Tradisional Bima NTB yang Kaya Rempah
Mina Sarua minuman tradiisonal Bima NTB kaya rempah. Foto (Kemdikbud.go.id)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Mina Sarua adalah minuman tradisional Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menawarkan cita rasa unik. Minuman ini merupakan hasil perpaduan tape ketan, ampas ketan, serta berbagai rempah-rempah seperti jahe, kunyit, cabe jawa, merica, gula merah, dan kayu manis.

Minuman ini bukan sekadar pelepas dahaga, tetapi juga memiliki nilai budaya yang mendalam bagi masyarakat Bima. Mina Sarua sering dikonsumsi dalam berbagai kesempatan, baik dalam acara keluarga, perayaan adat, maupun sebagai penghangat tubuh di malam hari.

Selain itu, karena kandungan rempahnya yang beragam, minuman ini dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar pencernaan, dan menghangatkan badan. Proses pembuatan Mina Sarua dimulai dengan fermentasi ketan untuk menghasilkan tape dan ampasnya, yang menjadi bahan dasar minuman ini.

Tape ketan memberikan rasa manis alami serta aroma khas yang sedikit asam, sementara ampas ketan berperan dalam memberikan tekstur dan kepekatan pada minuman.

Rempah-rempah seperti jahe dan kunyit menambahkan sensasi hangat yang khas, sedangkan cabe jawa dan merica memberikan sedikit rasa pedas yang menyengat. Gula merah berfungsi sebagai pemanis alami yang memperkaya rasa, sementara kayu manis memberikan aroma harum yang khas.

Semua bahan ini kemudian direbus dalam air hingga menghasilkan ramuan yang memiliki keseimbangan rasa manis, pedas, dan hangat yang sangat khas. Sebagai minuman tradisional, Mina Sarua memiliki makna yang lebih dari sekadar minuman sehari-hari.

Dalam budaya Bima, minuman ini sering disajikan sebagai bentuk penghormatan kepada tamu atau dalam acara-acara adat tertentu. Keberadaannya juga erat kaitannya dengan filosofi hidup masyarakat setempat yang menjunjung tinggi kebersamaan dan nilai-nilai kearifan lokal.

Tak jarang, Mina Sarua juga dikonsumsi oleh para petani atau nelayan sebelum mereka memulai aktivitas, karena dipercaya dapat memberikan energi dan menjaga stamina mereka saat bekerja.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kuliner Nusantara

Meskipun saat ini banyak minuman modern yang beredar di pasaran, Mina Sarua tetap memiliki tempat khusus di hati masyarakat Bima, terutama di kalangan orang-orang yang masih menghargai tradisi dan ingin menjaga warisan kuliner daerah mereka.

Seiring dengan perkembangan zaman, Mina Sarua kini mulai diperkenalkan ke luar daerah Bima dan bahkan telah menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Nusa Tenggara Barat.

Banyak orang yang penasaran dengan cita rasanya yang unik dan khasiat kesehatannya. Beberapa usaha lokal juga mulai mengemas Mina Sarua dalam bentuk kemasan siap minum agar lebih praktis dan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang di berbagai daerah.

Namun, untuk merasakan keaslian dan kenikmatan sejati dari Mina Sarua, tentu paling baik jika dinikmati langsung di tanah asalnya, di mana minuman ini dibuat dengan resep turun-temurun yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Dengan berbagai manfaat kesehatan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya, Mina Sarua bukan sekadar minuman tradisional biasa. Ia adalah bagian dari identitas masyarakat Bima yang harus terus dilestarikan.

Dengan semakin banyaknya orang yang mengenal dan mengapresiasi Mina Sarua, diharapkan minuman ini tidak hanya bertahan, tetapi juga semakin berkembang dan mendapatkan tempat di dunia kuliner Nusantara.

Warisan kuliner seperti Mina Sarua menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, yang patut dijaga dan diperkenalkan ke generasi mendatang.

Penulis: Belvana Fasya Saad

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya