Sambut Ramadhan, Warga Cungking Banyuwangi Gelar Tradisi Resik Lawon

Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi, melestarikan tradisi leluhur yang unik bernama Resik Lawon.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 14 Feb 2025, 05:58 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 05:58 WIB
Tradisi Resik Lawon yang dilakukan masyarakat Cungking Banyuwangi menjelang bulan suci Ramadan (Istimewa)
Tradisi Resik Lawon yang dilakukan masyarakat Cungking Banyuwangi menjelang bulan suci Ramadan (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Banyuwangi Menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kabupaten Banyuwangi, melestarikan tradisi leluhur yang unik bernama Resik Lawon.

Tradisi ini melibatkan pembersihan kain penutup petilasan Ki Wongso Karyo, seorang tokoh yang dihormati masyarakat setempat. Kamis, (13/2/2025).

Resik Lawon, yang berarti membersihkan kain mori atau kain kafan, merupakan ritual rutin yang dilaksanakan setiap tahun sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tradisi ini diikuti oleh keturunan Ki Wongso Karyo dan warga sekitar.

Mereka bergotong royong membersihkan petilasan dari debu dan kotoran, kemudian mencuci kain penutup petilasan yang panjangnya mencapai 110,75 meter.

Prosesi Resik Lawon dimulai dengan membersihkan petilasan Ki Wongso Karyo. Kemudian, kain penutup cungkup makam dan kelambu di sekitarnya dilepas dan dicuci di Dam Krambatan, Banyu Gulung. Setelah dicuci bersih, kain-kain tersebut dibilas dengan air yang ditaburi bunga tujuh rupa di balai tajuk lingkungan Cungking.

Puncak dari ritual ini adalah penjemuran kain lawon di jalan lingkungan Cungking. Kain-kain putih itu dijemur di bawah terik matahari, dan selama proses penjemuran, kain tidak boleh jatuh atau terkena tanah. Konon, jika hal itu terjadi, dipercaya akan membawa dampak tertentu.

Juru pelihara petilasan Buyut Cungking, Jam'i, menjelaskan bahwa tradisi ini dilakukan untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan.

“Resik Lawon juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun temurun,”ujar Jam’I Kamis (13/2/2025)

Kata dia, Masyarakat Cungking sangat antusias dalam mengikuti tradisi Resik Lawon. Laki-laki dan perempuan, tua dan muda, semuanya berpartisipasi dalam prosesi ini.

“Mereka percaya bahwa dengan mengikuti tradisi ini, mereka akan mendapatkan berkah dan keberkahan dalam hidup,”tambahnya

Resik Lawon adalah salah satu tradisi unik yang masih hidup dan dilestarikan oleh masyarakat Banyuwangi. Tradisi ini menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik bagi wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang kekayaan budaya Indonesia.

 

Infografis Warisan Budaya TakBenda UNESCO dari Indonesia
Infografis Warisan Budaya TakBenda UNESCO dari Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya