Makna 2 Tarian Kematian Suku Toraja

Masing-masing tarian memiliki peran dan makna tersendiri bagi masyarakat Toraja.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 16 Feb 2025, 04:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2025, 04:00 WIB
Tana Toraja
Masyarakat Toraja membawa peti mati saat upacara pemakaman yang dikenal dengan nama "Rambu Solo" di Londa di Kabupaten Tana Toraja (11/09/2018). (AFP/Goh Chai Hin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Makassar - Ritual kematian di Toraja menampilkan dua tarian utama yang merupakan keunikan budaya suku Toraja dalam menghormati orang yang telah meninggal dunia. Kedua tarian yang menjadi bagian dari upacara Rambu Solo tersebut adalah Ma'badong dan Ma'katia.

Mengutip dari berbagai sumber, Rambu Solo atau upacara kematian adalah prosesi penguburan mayat suku Toraja yang mengantarkan roh almarhum menuju puyo atau dikenal dengan alam baka. Hal ini telah dilakukan secara turun temurun.

Adapun bagi pelayat, mereka mengenakan pakaian yang identik berwarna hitam. Pakaian ini sebagai simbol bela sungkawa dari masyarakat suku Toraja.

Masing-masing tarian memiliki peran dan makna tersendiri bagi masyarakat Toraja. Tari Ma'badong mengedepankan nilai solidaritas dan religius dalam prosesi kematian Toraja.

Para penari membentuk lingkaran besar dengan bergandengan jari kelingking sambil mengenakan pakaian hitam. Gerakan sederhana ini yang melibatkan bahu, lengan, kepala, dan kaki dilakukan tanpa iringan alat musik.

Tarian ini hanya diiringi nyanyian para penari untuk menghibur keluarga yang berduka. Sementara itu, Tari Ma'katia hadir sebagai bentuk penyambutan kepada keluarga dan kerabat yang menghadiri upacara Rambu Solo.

Tarian ini memiliki karakteristik khusus dengan lirik-lirik kematian yang didasarkan pada kalimat sastra Toraja. Kalimat dalam lirik Tarian Makatia didasarkan pada sastra Toraja yang disebut londong dondona.

Londong dondona merupakan salah satu jenis sastra lisan yang digunakan dalam ritual pemakaman masyarakat Toraja. Londong dondona berisi ratapan dan ungkapan kesedihan yang mendalam atas kepergian orang yang dicintai.

Tarian Makatia diiringi oleh nyanyian londong dondona yang dilantunkan dengan nada sendu dan penuh haru. Gerakan tarian yang lemah gemulai dan penuh makna semakin menambah kesakralan tarian ini.

Selain londong dondona, lirik Tarian Makatia juga dapat menggunakan jenis sastra lisan lainnya, seperti ka'baro dan sasongkan. Ka'baro adalah puisi yang berisi pujian kepada leluhur atau tokoh masyarakat yang dianggap berjasa. Sementara itu, sasongkan adalah pantun yang berisi nasihat atau petuah bijak.

Durasi pertunjukan Ma'katia berlangsung berjam-jam dan dapat berlanjut hingga berhari-hari. Hal ini menunjukkan kompleksitas dan kedalaman makna dari ritual tersebut.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya