Kreatif, Seorang Dokter Spesialis Akupuntur di Medan Sulap Limbah Medis Jadi Karya Seni

Mengubah limbah medis menjadi karya seni. Kenapa tidak? Di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), dokter spesialis akupuntur melakukan hal tersebut.

oleh Reza Efendi Diperbarui 07 Mar 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2025, 08:00 WIB
Prof. Dr. Amri Amir
Prof. Dr. Amri Amir... Selengkapnya

Liputan6.com, Medan - Mengubah limbah medis menjadi karya seni. Kenapa tidak? Di Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut), dokter spesialis akupuntur melakukan hal tersebut.

Dia adalah Prof. Dr. Amri Amir, seorang dokter spesialis akupunktur asal Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar), yang juga berstatus Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU).

Di tengah hiruk-pikuknya di dunia medis, Prof Amri bisa dibilang tidak hanya berkontribusi dalam bidang kesehatan, tetapi juga menggunakan krativitasnya menciptakan karya seni yang sarat makna.

Sejak tahun 2004, Prof Amri telah aktif mempromosikan dan mengembangkan metode pengobatan akupunktur di Kota Medan. Di balik dedikasinya di dunia medis, dia juga memiliki kepedulian besar terhadap lingkungan.

Hal itu diwujudkan melalui karya seni unik, yaitu lukisan dari jarum akupunktur bekas. Akupunktur merupakan salah satu metode pengobatan tradisional, dan telah lama diakui keefektifannya oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 1978.

Di balik manfaatnya dalam dunia medis, ternyata limbah jarum akupunktur menjadi persoalan yang mengusik hati Prof Amir. Sejak 2015, dia mulai memikirkan cara untuk mengolah jarum bekas tersebut agar tidak mencemari lingkungan.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Berangkat dari Kegelisahan Hati

Karya seni Prof. Dr. Amri Amir
Karya seni Prof. Dr. Amri Amir... Selengkapnya

Berangkat dari kegelisahan hati, tercipta ide brilian dari seorang Prof Amri untuk mengubah limbah medis menjadi karya seni bernilai tinggi. Prof Amri membuat lukisan tersebut dengan belajar secara otodidak.

"Awal memulai lukisan masih sekadar menempelkan jarum. Lalu terus belajar, sehingga tercipta jarum-jarum yang memberikan sentuhan lebih hidup dalam lukisan," kata Prof Amri kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Kemudian, bersama Sanggar Sehat Senior yang didirikannya pada 2020, Prof Amri mewujudkan ide-idenya. Dia berharap, karyanya tidak hanya menjadi penghias dinding, tetapi juga menginspirasi masyarakat, khususnya para lansia untuk tetap produktif dan peduli terhadap lingkungan.

"Intinya, barang-barang bekas bisa dipakai ulang untuk menyelamatkan lingkungan. Tujuannya, supaya tidak rusak. Misalnya botol bekas, kertas bekas, dan lain sebagainya. Saya terinspirasi dari sana," Prof Amri mengungkapkan.

Proses Pembuatan Tidak Sederhana

Prof. Dr. Amri Amir
Diakui Prof. Dr. Amri Amir, membuat 1 lukisan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu... Selengkapnya

Disebutkan Prof Amri, proses pembuatan lukisan dari jarum akupunktur tidak sederhana. Sebab, dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan kreativitas tinggi.

"Langkah pertama, saya merebus jarum bekas dalam air mendidih selama 20 menit untuk memastikan keamanan dan sterilitas," ujarnya.

Lalu, jarum-jarum tersebut disusun satu per satu di atas kanvas yang telah dipersiapkan. Untuk memberikan sentuhan warna menarik, Prof Amri menggunakan cat semprot, sehingga menciptakan kesan visual yang memukau dan membuat karya tersebut tampak hidup.

Diakuinya, membuat 1 lukisan membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu. Tetapi bagi Prof Amir, proses ini justru menjadi sarana untuk melepas penat.

"Iya, mengerjakannya membuat saya menjadi rileks dan menyenangkan," ungkapnya.

Dia berharap kegiatan ini dapat dicontoh oleh rekan-rekan dokter lainnya, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Tidak Berhenti Berkarya

Prof. Dr. Amri Amir
Apa yang dilakukan Prof Amri Amir adalah bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkontribusi dan menginspirasi... Selengkapnya

Di usianya yang telah menginjak 83 tahun, Prof Amri tidak berhenti berkarya. Lukisan-lukisannya tidak hanya menciptakan keindahan visual, namun menjadi simbol pelestarian lingkungan.

Melalui karyanya, dia ingin menyampaikan pesan bahwa limbah medis, seperti jarum akupunktur, dapat dimanfaatkan secara kreatif dan ramah lingkungan.

Apa yang dilakukan Prof Amri Amir adalah bukti bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkontribusi dan menginspirasi.

Dengan semangat yang tak kenal lelah, dia telah membuktikan bahwa seni dan medis dapat berjalan beriringan, menciptakan dampak positif bagi kesehatan dan lingkungan.

"Karya-karya yang saya hasilkan tidak hanya menghiasi ruangan, tetapi juga mengajak kita semua untuk lebih peduli terhadap bumi yang kita tinggali," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya