Liputan6.com, Palagka Raya- Murmansk, merupakan sebuah kota pelabuhan yang terletak di bagian utara Rusia. Kota ini dikenal dengan fenomena alamnya yang unik, salah satunya polar night atau malam kutub.
Fenomena ini menyebabkan waktu siang hari menjadi lebih singkat sedangkan malam hari menjadi lebih panjang. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap praktik ibadah keagamaan termasuk puasa.
Advertisement
Sebab durasi berpuasa dalam Islam ditentukan berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari. Situasi ini yang kemudian menjadi keunikan tersendiri bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa.
Advertisement
Seorang pemandu wisata asal Indonesia, Lalu Satria Malaca, membagikan pengalamannya menjalani puasa di Murmansk. Hal itu ia bagikan melalui akun Instagram @lalusatriamalaca.
“Hari ini saya lagi berpuasa, tapi bukan mau pamer puasanya, ya. Saya mau pamer saya puasa cuma satu jam-an saja, jadi tadi saya sahur satu jam yang lalu, sekarang sudah berbuka,” ungkap Satria.
Tak hanya dengan puasa, durasi siang yang singkat juga berpengaruh terhadap penentuan salat 5 waktu. Bahkan, selisih waktu antara Zuhur dan Asar hanya berselang sekitar 10 menit.
"Ini sudah magrib ya, dan ini baru jam 12-an,"ujarnya.
Namun sayangnya, fenomena polar night hanya terjadi saat musim dingin terutama di bulan Desember. Sementara untuk ibadah puasa Ramadan 2025 yang jatuh pada Maret, membuat Murnmansk termasuk ke dalam wilayah dengan durasi puasa terpanjang.
Bahkan, pada 2019 lalu Murmansk memiliki durasi puasa Ramadan sekitar 20 jam. Pada waktu itu, matahari tenggelam sekitar pukul 10.00 dan terbit lagi di jam 01.41.