Liputan6.com, Lampung - Kapolda Lampung, Irjen Pol. Helmy Santika mengungkapkan bahwa jarak tembakan terhadap tiga anggota polisi yang tewas saat penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, sangat dekat. Penembakan itu diduga dilakukan oleh dua oknum anggota TNI.
Berdasarkan keterangan saksi, termasuk seorang warga sipil berinisial Z, yang telah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka pemain judi sabung ayam, jarak tembak bervariasi antara 6 hingga 13 meter. Fakta ini juga diperkuat dengan hasil autopsi dan prarekonstruksi di lokasi kejadian.
Advertisement
"Saksi Z adalah penjudi yang datang ke lokasi karena diundang oleh oknum Kopka B. Saksi mengetahui bahwa oknum tersebut merupakan anggota TNI," kata Irjen Pol Helmy dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).
Advertisement
Saksi Z juga menyebut bahwa dua oknum TNI, Kopka B dan Peltu L, membawa senjata api, termasuk senpi laras panjang. Hal ini diperkuat oleh empat anggota polisi yang melihat langsung kedua oknum tersebut melepaskan tembakan.
Sementara itu, Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Ujang Darwis memastikan pihaknya akan bekerja sama dengan Polda Lampung untuk mengusut kasus ini.
"Kami akan menelusuri asal senjata dan melakukan uji balistik untuk memastikan kecocokan dengan proyektil yang ditemukan," ujar Ujang.
Di sisi lain, tim forensik Polda Lampung sebelumnya telah menyelesaikan autopsi terhadap ketiga anggota Polri yang gugur. Kasubbid Dokpol Polda Lampung, AKBP drg Legowo, menjelaskan bahwa hasil autopsi mengonfirmasi penyebab kematian akibat luka tembak.
"AKP Anumerta Lusiyanto mengalami luka tembak di dada kanan dengan proyektil ditemukan di rongga dada kiri. Aipda Anumerta Petrus terkena tembakan di mata kiri dengan proyektil bersarang di tempurung kepala. Sedangkan Briptu Anumerta Ghalib mengalami luka tembak di bibir yang menembus rongga mulut dan ditemukan proyektil di tenggorokan serta tempurung kepala belakang," ungkap Legowo.
Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif oleh Polda Lampung dan TNI untuk mengungkap seluruh fakta yang terjadi di lapangan.
Â