Hasil Pilpres Jadi Penentu Gerak IHSG Selama Sepekan

Sentimen politik akan mendominasi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Jul 2014, 06:30 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2014, 06:30 WIB
Ilustrasi IHSG 2
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terdongkrak pada pekan ini menyusul hasil pengumuman pemenang pemilihan umum Presiden (Pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, pelaku pasar telah memperhatikan salah satu calon Presiden nomor urut dua yakni Joko Widodo (Jokowi) akan memenangkan hasil Pilpres.

Dengan sentimen tersebut maka indeks saham diperkirakan menguat drastis dengan kecenderungan volatile.

"Pokoknya volatile karena memang sentimen pemilu positif. Lihat real count, Jokowi menang. Indikasi Jokowi memang IHSG baik," ujar Satrio, saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (21/7/2014).

Ia menambahkan, minat pelaku pasar juga tak akan terpengaruh meski di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) dilakukan pencoblosan ulang karena adanya dugaan kecurangan. "Seharusnya pengaruh tidak besar," kata Satrio.

Sementara itu, pengamat pasar modal Reza Priyambada mengimbau pelaku pasar tetap mewaspadai potensi pelemahan lanjutan terutama jika hasil final KPU terhadap Pilpres tidak sesuai harapan. Selain itu, kemungkinan munculnya data-data negatif.

Menurut Reza, belum tertutup sempurnanya utang gap di level 4.989-5.008 dan 4.917-4.918 membuat IHSG masih menyimpan potensi pembalikan arah. "IHSG akan berada di rentang support 4.990-5.058 dan resistance 5.112-5.150 selama sepekan ini. IHSG membentuk pola menyerupai three white soldier dekati upper bollinger bands," ujar Reza dalam ulasannya.

Ia menambahkan, pelaku pasar masih menantikan pengumuman hasil Pilpres KPU membuat IHSG akan bergerak variatif. Jelang pengumuman hasil KPU itu maka gerak IHSG untuk level support 5.045-5.105 dan resistance 5.125-5.148.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, ada indikasi sedang terjadi akumulasi pada gerakan konsolidasi yang terjadi pada IHSG sepekan. Hal ini ditunjukkan dari tidak terbendungnya dana asing yang terus menerobos masuk sehingga memperkokok pola kenaikan IHSG.

"IHSG jika mampu menembus level resistance 5.165 maka akan kembali membuka harapan baru menuju zona di atas level tertinggi IHSG sepanjang pada level 5.251. Support saat ini berada pada level 5.039 terjaga cukup kuat sehingga pola uptren IHSG masih terjaga," kata William.

Adapun beberapa data ekonomi yang akan menjadi perhatian antara lain rilis inflasi Australia. Lalu rilis data ekonomi China seperti pinjaman Yuan, tingkat pertumbuhan produk domestik bruto, produksi industri, penjualan ritel, dan HSBC manufacturing PMI.

Sedangkan dari Jepang ada rilis data ekonomi indeks aktivitas industri. Selain itu, rilis data ekonomi Amerika Serikat seperti klaim pengangguran, penjualan rumah baru, dan markit manufacturing PMI.

Untuk saham-saham yang dapat diperhatikan selama sepekan, Reza memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Sebelumnya IHSG telah menguat 1,08 persen selama pekan lalu. Semua indeks utama mayoritas menguat dengan kenaikan tertinggi oleh IDX30 menguat 1,59 persen. Lalu diikuti indeks saham LQ45 naik 1,5 persen, indeks JII mendaki 1,46 persen dan lainnya.

Sektor saham yang menguat antara lain sektor saham properti naik 4,23 persen, sektor saham infrastruktur mendaki 2,86 persen, dan sektor saham konsumer menguat 1,24 persen. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya