IHSG Terbakar Parah di Sesi I, Ternyata Gara-gara Ini

Pada sesi pertama hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan BUVA, AIMS, SAFE, OBAT, TIRA. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar JGLE, NZIA, ANDI, MDRN, ZATA.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Feb 2025, 14:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 14:30 WIB
IHSG Ditutup Menguat
Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis, 6 Februari 2025. IHSG mengalami penurunan sebesar 137 poin atau 1,96% ke level 6.886 pada penutupan sesi I.

Dari dalam negeri, pelaku pasar saham khawatir terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini pasca merespon rilis data PDB 2024. Selain itu, pasar juga mencermati Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja dan pelaksanaan APBN dan APBN yang mencapai Rp 306 triliun.

Sebelumnya BPS mencatatkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi RI selama 2024 sebesar 5,03% lebih rendah dari pencapaian tahun 2023 dan 2022 yang sebesar 5,05% dan 5,31%. Sementara itu, kebijakan efisiensi APBN dan APBD dikuatirkan akan memberikan dampak terhadap perekonomian nasional.

"Hal ini dikuatirkan akan ada program kerja yang dihapus dan juga pemangkasan anggaran tidak dilakukan secara selektif berpotensi berdampak negatif pada investasi publik, penciptaan lapangan kerja, dan produktivitas tenaga kerja, dan menurunkan daya beli masyarakat. Sehingga dikuatirkan ini akan berdampak pada PDB tahun ini, dimana konsumsi pemerintah memberikan kontribusi PDB," ulas Tim Riset Sinarmas Sekuritas, Kamis (6/2/2025).

Pada sesi pertama hari ini, saham-saham yang mengalami kenaikan BUVA, AIMS, SAFE, OBAT, TIRA. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar JGLE, NZIA, ANDI, MDRN, ZATA.

Sementara, pasar saham Asia menguat, pasar mempertimbangkan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah. Data aktivitas sektor jasa AS secara tak terduga melambat pada Januari di tengah permintaan yang menurun, purchasing managers index (PMI) non-manufaktur AS turun menjadi 52,8 bulan di Januari dari sebelumnya 54,0 di Desember.

"Pasar juga mempertimbangkan redanya kekhawatiran atas perang dagang global setelah ada penundaan dan berharap terealisasi diskusi antara Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam membahas perkembangan perdagangan," tulis  Pilarmas Sekuritas.

 

Pemangkasan Bunga Fed

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Di samping itu, ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga The Fed juga masih menjadi perhatian. Sebelumnya Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan The Fed masih condong ke arah penurunan suku bunga lebih lanjut tahun ini, tetapi menandai ketidakpastian seputar dampak tarif, imigrasi, regulasi, dan inisiatif lain dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksono menuturkan, koreksi IHSG sedang berjalan pada skenario merah yang disampaikan sebelumnya. “Worstcase IHSG akan menguji 6.742-6.853,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, pergerakan IHSG masih dibebani oleh emiten big cap perbankan yang koreksi relatif dalam hari ini. Herditya menilai, hal itu lantaran rilis kinerja keuangan 2024 yang relatif moderat dan investor masih mencermati kinerja 2025 yang diperkirakan stagnan. “Investor dapat lebih selektif pada portofolionya dan dapat mencermati rilis kinerja 2024 dari masing-masing emiten,” kata dia.

 

Memang Rawan Koreksi

Sebelumnya, Herditya perkirakan dalam jangka pendek IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji rentang area 6,974-7,007 terlebih dahulu.

Pelaku pasar bisa cermati area support 6,931, apabila IHSG menembus area tersebut maka skenario merah akan berjalan, di mana IHSG akan melanjutkan koreksinya untuk menguji 6.742-6.853. Namun sebaliknya, apabila masih mampu bertahan di atas area supportnya, maka IHSG berpeluang menguji area 7.129-7.176 sebagai target terdekatnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya