Sentimen Global akan Bayangi Laju IHSG Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal berada di level support 5.043-4.999 dan resistance 5.085-5.124 selama sepekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 11 Agu 2014, 06:20 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2014, 06:20 WIB
Ilustrasi IHSG 7
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Sentimen global diperkirakan mendominasi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ini. Konflik di Timur Tengah dan ketegangan Rusia-Ukraina memberikan kekhawatiran pelaku pasar.

"Faktor global pengaruh. Irak ada ISIS apalagi Amerika turut perang di sana. Kami khawatir persediaan dan permintaan minyak. Faktor minyak cukup besar pengaruh ke neraca perdagangan," ujar Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (11/8/2014).

Tak hanya konflik Timur Tengah, konflik antara Ukraina dan Rusia juga turut mengambil porsi besar gerak IHSG. Menurut Hans, memanasnya konflik Ukraina direspons negatif oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa dengan melancarkan embargo ke Rusia. Namun Rusia membalas embargo itu dengan menutup kran impor. "Hal tersebut dapat menyebabkan perlambatan ekonomi dunia," ujar Hans.

Ia menambahkan, sentimen internal tidak akan terlalu mempengaruhi laju IHSG. Hal itu mengingat rilis data makro ekonomi seperti inflasi dan cadangan devisa telah direspons pasar pada pekan lalu.

"Memang faktor internal menekan tapi memang sebagian besar telah direspons pasar, harapannya tidak akan turun terlalu besar lagi," kata Hans.

Hans memproyeksikan, IHSG berada di level support 5.043-4.999 sedangkan level resistance di 5.085-5.124 pada pekan ini.
Sementara itu, pengamat pasar modal Reza Priyambada menuturkan, sentimen dalam negeri belum ada yang terlalu signifikan membalikkan kondisi IHSG. Hal itu membuat laju IHSG masih dalam tren penurunan terbatas.

"Akan tetapi, bila pekan depan rilis data global yang ada dapat direspons positif pelaku pasar dan meredanya kondisi geopolitik yang terjadi serta mulai adanya pelaku pasar yang memanfaatkan pelemahan dengan buy on weakness tentu potensi pelemahan lanjutan dapat berkurang," kata Reza.

Ia memproyeksikan, IHSG akan berada di rentang support 5.014-5.032 dan resistance 5.100-5.150 pada pekan ini.

Untuk rekomendasi saham-saham yang dapat diperhatikan selama sepekan, Hans memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Adapun IHSG melemah 35,04 poin atau 0,69 persen pada pekan lalu. Angka itu jauh lebih rendah dari pekan sebelumnya yang naik 1,79 poin. Indeks utama bergerak di zona merah dengan penurunan terbesar oleh indeks IDX 30 melemah 1,08 persen, dan diikuti oleh indeks DBX melemah 0,9 persen, dan indeks saham LQ45 melemah 0,74 persen. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya