Indocement Bakal Pangkas Belanja Modal

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menganggarkan dana Rp 1,1 triliun untuk pembangunan pabrik P14 di Citeureup.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 03 Agu 2015, 18:55 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2015, 18:55 WIB
Laba Indocement Hanya Naik 5% pada 2013
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mencatatkan laba bersih naik tipis 5,24% menjadi Rp 5,01 triliun pada 2013.

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) terpaksa memangkas belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2015. Perseroan memangkas capex menjadi Rp 3,5 triliun pada 2015, dari sebelumnya Rp 4 triliun-Rp 5 triliun.

Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya mengatakan pemangkasan belanja modal sendiri karena permintaan semen domestik menurun. Di sisi lain, produksi semen terus membludak sehingga yang terjadi kelebihan kapasitas.

"Capex yang dianggarkan sekitar Rp 4 triliun hingga Rp 5 triliun. Saat ini kita berencana mengurangi capex karena melihat adanya jumlah kapasitas dan demand yang belum begitu naik," kata Christian, Jakarta, Senin (3/8/2015).

Dia menuturkan, dari alokasi tersebut sebanyak Rp 1,6 triliun sudah terserap pada semester I tahun ini. Dana sebanyak Rp 1,1 triliun atau sebagian besar belanja modal dialokasikan untuk pembangunan pabrik P14 di Citeureup. Christian berharap, pabrik tersebut akan segera beroperasi pada tahun ini.

"Sampai dengan semeter I sudah Rp 1,6 triliun, Rp 1,1 triliun untuk proyek P14 di Citeurep dengan kapasitas 4,4 juta ton," tutur Christian.

Saat ini, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk tengah memutar otak untuk melakukan sejumlah efisiensi dan mengembangkan pasar penunjang penjualan semen. Untuk efisiensi, perseroan telah menghentikan sementara tiga pabriknya yakni P1, P2 dan P6 dengan kapasistas 1,5 juta ton. Sedangkan untuk pengembangan pasar, perseroan juga sedang menjajaki pasar Australia mengingat kebutuhan semen dari Negeri Kanguru besar.

"Mereka memang perlu dari dulu tapi semen-semen datang dari berbagai negara. Sekarang tidak bisa karena untuk domestik. Karena domestik rendah mau tidak mau cari pasar ekspor. Kebutuhannya gede, jadi sekarang lagi studi, pasar Australia itu  khusus karena tidak semua masuk kualitas," kata dia.

Sebagai informasi, volume penjualan domestik turun sebanyak 8,1 persen menjadi 8,2 juta ton pada semester I 2015. Penurunan tersebut sejalan dengan permintaan semen nasional melemah sebanyak 4 persen. Sementara itu, penjualan semen dan clinker ekspor meningkat 72,5 persen dari 42,4 ribu ton menjadi 73,2 ribu ton. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya