Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum dapat berbalik arah ke zona hijau di awal pekan ini. Bursa saham global dan Asia tertekan juga menyeret IHSG ke zona merah sehingga meninggalkan level 4.300.
Pada pra pembukaan perdagangan saham Senin (24/8/2015), IHSG melemah 94,64 poin (2,18 persen) ke level 4.241,30. Indeks saham LQ45 melemah 3,33 persen ke level 702,99. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada pagi ini.
Baca Juga
Tekanan terhadap IHSG pun berlanjut pada pembukaan saham 09.00 WIB. IHSG melemah 128,65 poin (2,97 persen) ke level 4.207,99. Indeks saham LQ45 melemah 4,37 persen.
Advertisement
Ada sebanyak 136 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan lima saham berada di zona hijau dan 17 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.446 kali dengan volume perdagangan saham 147,38 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 182,92 miliar.
Di awal sesi, IHSG berada di level tertinggi 4.241,91 dan terendah 4.190,88. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 13 miliar. Sedangkan pelaku pasar lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 11 miliar.
Tak hanya IHSG saja yang tertekan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pun masih melemah. Nilai tukar rupiah berada di posisi 14.088 per dolar AS.
Saham-saham yang menggerakkan dan mencatatkan penguatan antara lain saham TLKM naik tipis 0,18 persen ke level Rp 2.735 per saham, saham ISAT menguat 2,76 persen ke level Rp 4.100 per saham, dan saham DART mendaki 15,11 persen ke level Rp 800 per saham.
Saham-saham berkapitalisasi besar pun cenderung tertekan pada pagi ini. Saham BBCA turun 5,26 persen ke level Rp 11.250 per saham, saham PGAS melemah 6,26 persen ke level Rp 2.995 per saham, dan saham ADHI susut Rp 4,96 persen ke level Rp 1.820 per saham.
Secara sektoral, sepuluh sektor saham tertekan pada pagi ini. Sektor saham konstruksi melemah 4,05 persen, sektor saham barang konsumsi melemah 3,42 persen, dan sektor saham industri dasar melemah 3,83 persen.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan tekanan jual diperkirakan masih mendominasi perdagangan saham seiring masih tingginya risiko pasar. Kekhawatiran berlanjutnya pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus level 14.000 akan menjadi katalis negatif di pasar.
Akan tetapi peluang rendahnya tekanan jual akan ditentukan dengan langkah pemerintah yang menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan buyback atau aksi pembelian kembali sahamnya (buyback) menyusul kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi aturan buyback tanpa RUPS. "IHSG diperkirakan masih berfluktuasi bergerak di level support 4.290 dan resistance 4.375 dengan cenderung koreksi," ujar David. (Ahm/Igw)