Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan cenderung variatif pada perdagangan saham sepekan. Saat ini, sentimen penggerak indeks saham masih sepi.
Analis PT Waterfront Securities, Oktavianus Marbun mengatakan, gerak IHSG hanya menunggu data laporan keuangan emiten kuartal III 2015."Saya pikir variatif, Senin dan Selasa turun. Baru Rabu sampai Jumat, secara teknikal harapannya variatif naik," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (28/9/2015).
Baca Juga
Dia bilang, laporan keuangan sektor perbankan menjadi acuan utama penggerak IHSG. Namun begitu, sektor perbankan tak luput dari risiko nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang melemah."Tapi September-Oktober ada kontrak-kotrak (infrastruktur) akhir tahun," tambahnya.
Advertisement
Dia menuturkan, pada pekan ini indeks saham akan bergerak pada level support 4.161-4.111. Sedangkan resistance berada level 4.340.
Kepala Riset PT NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengatakan, selama sepekan IHSG bergerak pada level support 4.158-4.178 dan resistance pada 4.245-4.344.
Reza menuturkan, kenaikan IHSG selama sepekan masih sulit naik lantaran dihadang sentimen pelemahan nilai tukar rupiah."Peluang kenaikan IHSG di pekan depan masih tipis karena adanya awan negatif tersebut. Kecuali di akhir pekan rilis inflasi cukup baik maka minimal pelemahan dapat tereduksi," kata dia dalam ulasannya.
Oktavianus merekomendasikan akumulasi saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Sawit Sumbermas Saran Tbk (SSMS).
Berdasarkan data BEI, secara mingguan, IHSG masih ditutup melemah 3,9 persen dibandingkan penutupan pada pekan sebelumnya yang berada di level 4.380,32. Selama periode 21 September 2015-25 September 2015, investor asing mencatatkan aksi jual Rp 2,04 triliun. Sepanjang 2015, investor asing mencatatkan aksi jual senilai Rp 12,63 triliun. (Amd/Ahm)