Harga Komoditas Menguat Angkat Bursa Asia

Indeks saham MSCI Asia Pasifik menguat 0,3 persen pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jun 2016, 08:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2016, 08:40 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang3
Beberapa orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks pasar saham terbesar di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/2015). Meskipun Nikkei mengalami kenaikan pada Jumat pagi, tetapi tertutupi oleh penurunan tajam di Fast Retailing Co. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ketiga. Penguatan bursa saham Asia itu ditopang dari yen menguat setelah pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau [the Federal Reserves](the Federal Reserves "")/the Fed Janet Yellen menyatakan akan menaikkan suku bunga acuan secara bertahap.

Pada perdagangan saham Selasa (7/6/2016), indeks saham MSCI Asia Pasifik naik 0,3 persen pada pukul 09.53 waktu Tokyo. Penguatan indeks saham acuan regional itu menuju level tertinggi sejak April.

Indeks saham Jepang Topix mendaki 0,2 persen. Indeks saham Australia/ASX mendaki 0,2 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,8 persen.


Penguatan bursa saham Asia terjadi setelah pernyataan Janet Yellen. Ia menuturkan, kenaikan suku bunga bank sentral AS secara bertahap. Rilis data tenaga kerja AS pada pekan lalu juga mengikis kepercayaan pasar kalau suku bunga bank sentral AS naik pada Juni. Hal itu lantaran data tenaga kerja AS melemah pada Mei.

"Kelihatannya kita akan menghadapi kenaikan suku bunga tahun ini. Ini positif untuk saham dan komoditas," ujar Ric Spooner, Kepala Riset CMC Markets seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (7/6/2016).

Tak hanya bursa saham yang positif, pasar uang juga bergairah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Indeks dolar AS sedikit berubah ke level terendah dalam hampir empat tahun. Yen menguat 0,2 persen menjadi 107,36. Mata uang Korea Selatan Won menguat 1,6 persen. Ringgit Malaysia mendaki 0,3 persen seiring harga minyak menguat.

"Kenaikan suku bunga tampaknya tidak terjadi. Pasar mempertimbangkan data tenaga kerja," ujar Analis Pasar Uang Bank of New Zealand.

Pelaku pasar pun menunggu hasil rapat bank sentral India dan Australia pada Selasa pekan ini. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya