Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Ekonomi melambat dan kinerja emiten belum kuat menjadi sentimen yang pengaruhi IHSG.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan laju IHSG masih berpotensi melemah. David menilai, perlambatan ekonomi dan kinerja emiten kurang baik mempengaruhi laju IHSG.
"IHSG akan bergerak di kisaran 4.830-4.900 pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Posisi 4.800 sudah cukup tinggi. Sulit untuk ke level 5.000 karena ekonomi belum terlalu kuat," ujar David saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (10/6/2016).
David menuturkan, sentimen global juga masih sepi mempengaruhi laju IHSG. Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko menuturkan pihaknya juga melihat aksi jual yang mendadak oleh pelaku pasar terkena imbas volatilitas bursa saham regional. Namun hal itu juga dilawan oleh aksi beli saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua sehingga menopang kontinuasi kenaikan berikutnya di level 5.000.
Baca Juga
"IHSG akan bergerak di level support 4.900-4.855-4.750 dan resistance 4.985-5.050-5.150," ujar Yuganur.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG bergerak dalam rentang konsolidasi. Level support IHSG di 4.856 dan resistance 4.945.
"Kekuatan IHSG naik masih cukup besar ditambah penguatan rupiah juga terlihat masih akan terus berlangsung karena indeks dolar AS dalam tekanan," tutur dia.
Rekomendasi Saham
Yuganur memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).
Sedangkan William memilih saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan WTON untuk dicermati pelaku pasar.
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Wijaya Karya Beton Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Pola perbaikan momentum jangka pendek dan menengah perusahaan konstruksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dapat digunakan sebagai kesempatan sehingga mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya ke level resistance psikolgis Rp 960-Rp 980.
Ia merekomendasikan masuk saham PT Wijaya Karya Beton Tbk di level pertama Rp 930, level kedua Rp 910, dan cut loss point Rp 890. (Ahm/Ndw)