IHSG Dibuka di Zona Merah

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan pada Kamis pekan ini.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 09 Jun 2016, 09:15 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 09:15 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan pada Kamis pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan saham, Kamis (9/6/2016), IHSG turun 1,6 poin atau 0,03 persen ke level 4.915,56. Mayoritas indeks saham acuan kompak melemah. Saham LQ45 melemah 0,06 poin ke level 844,78

Ada 89 saham menguat. Sedangkan 24 saham melemah dan 48 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.919,16 dan terendah 4.910,29.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7410 kali dengan volume perdagangan saham 154,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 182,8 miliar.Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 7 miliar. Sementara pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 7 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BBYB 7,34 persen dan KKGI sebesar 5,66 persen. Sementara yang turun antara lain LCGP sebesar 2,84 persen, ARTI 1,71 persen dan IGAR 1,33 persen.

Bursa Asia naik tipis pada perdagangan hari ini mengekor Wall Street. Sementara melemahnya dolar AS mendukung harga komoditas seperti emas dan minyak mentah.

Melansir laman Reuters, Kamis (9/6/2016), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen. Sementara indeks Korea Selatan Kospi naik tipis 0,2 persen. Sedangkan Nikkei turun 0,3 persen krena terbebani yen.

Investor melangkah kembali ke aset berisiko global selama seminggu terakhir setelah laporan pekerjaan non-pertanian AS tercatat lebih buruk dari perkiraan. Data ini dinilai sebagai kepastian gambaran kondisi likuiditas di Amerika Serikat, yang akan akan tetap relatif longgar untuk saat ini di tengah ekspektasi penurunan kenaikan suku bunga jangka pendek oleh Federal Reserve.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya