Inggris Keluar dari Uni Eropa, Pasar Global Bergejolak

Analis dan ekonom memperkirakan investasi emas menjadi pilihan di tengah hasil referendum Inggris.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Jun 2016, 14:13 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 14:13 WIB
20150910- Bursa Efek Indonesia-Jakarta
Karyawan tengah memantau pergerakan indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/9/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 14.329 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, London - Pasar global bereaksi terhadap hasil voting Inggris bahkan di seluruh aset investasi. Mata uang Inggris mencatatkan penurunan tajam dan euro juga melemah sejak 1999.

Sementara itu, yen dan emas cenderung menguat lantaran investor memilih memegang aset investasi relatif aman. Mata uang Afrika Selatan mencatatkan penurunan di antara negara pengekspor minyak.
 
"Ini menakutkan. Saya belum pernah melihat hal seperti ini. Kita akan melihat aliran dana keluar dari pasar. Banyak investor akan kehilangan dana," ujar James Butterfill, Kepala Riset ETF Securities seperti dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (24/6/2016).
 
Hasil referendum Inggris menimbulkan hal dramatis. Bahkan jajak pendapat atau polling tidak memprediksikan hal itu. Inggris pun memutuskan meninggalkan Uni Eropa.

Padahal Perdana Menteri Inggris David Cameron memperingatkan kalau Inggris keluar dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit) akan membuat negara tersebut memasuki resesi. Sementara itu, lembaga pemeringkat internasional S&P Global Ratings juga menyatakan kalau Inggris akan kehilangan peringkat investasi AAA.
 
Mata uang Inggris pound sterling pun turun 7,1 persen pada pukul 7 pagi waktu London. Euro melemah 3,2 persen. Sementara itu, mata uang Norwegia, Swedia dan Turki juga mencatatkan penurunan. Mata uang Jepang yen menguat sejak 1998.
 
"Yang dapat dibeli oleh investor antara lain yen, US treasuries, dan emas. Semua sudah tertekan," ujar Vishnu Varathan, Ekonom Senior Mizuho Bank.
 
Di bursa saham Asia, indeks saham MSCI Asia Pacific turun 4,3 persen. Saham Prudential, HSBC, dan Standard Chartered Plc masing-masing turun lebih dari 9 persen di bursa Hong Kong. Sedangkan Glencore Plc melemah 12 persen.
 
Di pasar komoditas, indeks komoditas Bloomberg turun 1,6 persen. Penurunan itu terbesar dalam satu bulan. Harga minyak dunia melemah 6,8 persen di New York. Sedangkan harga emas naik 5,2 persen.
 
"Emas menjadi pilihan investasi aman seiring masyarakat Inggris memutuskan meninggalkan Uni Eropa. Harga emas dapat sentuh level US$ 1.400," ujar Ekonom Oversea-Chinese Banking Corp Barnabas Gan. (Ahm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya