Sri Mulyani: Kembali Aktif 39 Tahun, Pasar Modal RI Masih Muda

Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, pasar modal Indonesia masih kecil sehingga perlu didorong agar membawa manfaat bagi masyarakat.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 10 Agu 2016, 11:20 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 11:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri perayaan 39 tahun pasar modal Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/8/2016). Acara ini juga dihadiri oleh jajaran Self Regulation Organization ‎(SRO).

Sri Mulyani mengatakan, dengan usia saat ini pasar modal Indonesia terbilang masih muda lantaran pasar modal negara lain relatif berusia lebih lama.

"Umur 39 masih sangat muda. Apalagi kalau ngobrol dengan generasi milenial. Milenial kalau 39 tahun itu new twenty," kata dia di Gedung BEI.

‎Dia mengatakan, pasar modal Indonesia terbilang masih kecil. Oleh karena itu, perlu didorong supaya berkembang besar dan berkontribusi pada perekonomian serta kesejahteraan nasional.

"Pasar uang, pasar modal masih jauh. Kita ajak membuat pasar uang, pasar modal m‎odal, deep, growing. Tapi dia membuat kesejahteraan masyarakat Indonesia," kata dia.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, pasar modal terus tumbuh terutama sejak diberlakukannya pengampunan pajak (tax amnesty). Bahkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menembus rekor.

"‎Bukan terjadi kebetulan dan hadiah perekonomian global. Peningkatan pasar modal yang kita alami dari Juli buah kesungguhan pemerintah membangun iklim investasi, berbagai paket kebijakan ekonomi," ujar dia.

Seperti diketahui, IHSG tercatat menguat 13,56 persen dari 4.593,01 pada akhir 2015 menjadi 5.215,99 pada 29 Juli 2016.

Laju IHSG masih relatif lebih baik ketimbang indeks saham acuan di beberapa bursa Asia antara lain indeks S&P Sensex India sebesar 7,42 persen, Korea Selatan Kospi menguat 2,8 persen.

Selain itu, nila kapitalisasi pasar saham Indonesia alami penguatan 15,23 persen dari Rp 4.873 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 5.615 triliun pada 29 Juli 2016.

Rata-rata nilai transaksi harian saham periode Januari-Juli 2016 sebesar Rp 6,03 triliun atau turun tipis 0,99 persen dibandingkan periode sama 2015 Rp 6,09 triliun.

Adapun rata-rata frekuensi transaksi harian saham Januari-Juli 2016 mencapai 246.964 kali atau naik 12,21 persen dibandingkan periode sama pada 2015 sebanyak 220.096 kali transaksi.

Selain itu,rata-rata volume transaksi harian saham pada Januari-Juli 2016 mencapai 5,46 miliar atau naik 10,38 persen dibandingkan periode sama 2015 sebanyak 6,09 miliar saham. (Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya