Menunggu Keputusan The Fed, IHSG Terus Tertekan ke 5.371,07

Ada sebanyak 141 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Sep 2016, 16:21 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2016, 16:21 WIB
20160627-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pengunjung melintasi layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/6).Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG melemah 30,52 poin atau 0,63 persen ke level 4.804,04. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berada di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sektor yang membukukan pelemahan tertinggi adalah sektor infrastruktur yang turun 0,92 persen.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (8/9/2016), IHSG turun 10,27 poin atau 0,19 persen ke level 5.371,07. Indeks saham LQ45 juga turun 0,33 persen ke level 924,86.

Ada sebanyak 141 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 173 saham melemah dan 92 saham lainnya diam di tempat.

Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.383,53 dan terendah 5.364,61. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 265.288 kali dengan volume perdagangan 5,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,3 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 200 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.046.

Secara sektoral, dari 10 sektor pembentuk indeks terdapat enam sektor berada di zona merah dan 4 sektor berada di zona hijau.

Sektor yang membukukan pelemahan tertinggi adalah sektor infrastruktur yang turun 0,92 persen dan disusul sektor konstruksi yang melemah 0,78 persen.

Saham-saham yang melemah Saham MGNA naik 30,65 persen ke level Rp 81 per saham, saham NIKL menguat 24,78 persen ke level Rp 705 per saham, dan saham INCF menanjak 24,39 persen ke level Rp 306 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham NISP turun 10 persen ke level Rp 1.710 per saham, saham DNAR melemah 10 persen ke level Rp 135 per saham, dan saham ARTI merosot 10 persen ke level Rp 144 per saham.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan, pelaku pasar sangat berhati-hati dalam bertransaksi.Alasannya, pelaku pasar lebih memilih menunggu kepastian kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (The Fed).

"Hal tersebut membuat IHSG terus tertekan sepanjang perdagangan hari ini." Pelaku pasar lebih menyukai jika The Fed segera memberikan kepastian. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya