Kebijakan The Fed Bayangi Laju IHSG

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.250-5.400 pada Rabu pekan ini.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Sep 2016, 06:40 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 06:40 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pekerja saat melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 36,50 poin atau 0,8 persen ke 4.560,56. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan variasi dengan kecenderungan menguat. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG akan bergerak pada support 5.250 dan resistance 5.400.

Penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG melemah 19,35 poin ke level 5.302,49. IHSG tertekan oleh sektor konsumsi yang turun hampir satu persen.

Lanjar mengatakan, IHSG juga terbebani oleh aksi jual investor asing sebesar Rp 440,42 miliar." Investor asing pun masih terlihat terus melakukan aksi jual yang menyebabkan optimisme investor akan prospek IHSG memudar," kata dia di Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Bursa Asia ditutup variasi. Pergerakan bursa Asia sendiri dipengaruhi oleh keputusan Bank Sentral Jepang dan Amerika Serikat (AS) mengenai kebijakan moneter. Kemudian, pergerakan bursa Asia juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia.

"Bursa Asia ditutup variasi seiring tergelincirnya dolar AS terhadap sebagian besar mata uang utama menjelang keputusan BOJ dan The Fed tengah pekan ini. Saham energi menjadi faktor utama penekan bursa Asia pasca harga minyak terkoreksi," jelas dia.

Dalam riset PT Bahana Securities memperkirakan IHSG cenderung menguat. IHSG diperkirakan di level support 5.300 dan resistance 5.350. Sedangkan riset PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bervariasi dengan kecenderungan menguat di kisaran 5.288-5.350.

PT Bahana Securities merekomendasikan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), PT Agung Podomoroland Tbk (APLN), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON). (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya