IHSG Bakal Tembus Level 10.000 pada 2020

Ekonomi Indonesia yang tumbuh lebih baik ketimbang negara maju akan menjadi salah satu pendukung kenaikan IHSG.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Sep 2016, 16:25 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 16:25 WIB
20160627-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pengunjung melintasi layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/6). Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan Senin (27/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Indonesia diperkirakan terus membaik sepanjang empat tahun ke depan. Hal itu berimbas ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperkirakan menembus level 10.000 pada 2020.

Direktur Investasi PT Manulife Asset Manajement Indonesia (MAMI) Alvin Pattisahusiwa menerangkan, pertumbuhan ekonomi nasional relatif baik. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dalam satu dekade terakhir yang menembus 5,63 persen.

"Satu dekade terakhir perekonomian Indonesia tumbuh rata-rata 5,63 persen relatif tinggi dibandingkan negara-negara maju," kata dia, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

Dia melanjutkan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh reformasi ekonomi yang dilakukan pemerintah. Pemerintah sendiri telah merilis 13 paket kebijakan ekonomi.

"Dari September 2015 sampai Agustus 2016 pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi," ujar dia.

Dia bilang pertumbuhan ekonomi juga ditopang dengan kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak. Penerimaan pajak setelah tax amnesty pun semakin baik.

"Program amnesty pajak bukan hanya memiliki sasaran jangka pendek peningkatan pajak 2016, namun membentuk pondasi baru berkesinambungan penerimaan pajak di masa depan," jelas dia.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didorong oleh reformasi kabinet dan reformasi anggaran pemerintah. Di kabinet, Prasiden Joko Widodo memasukan Sri Mulyani yang memiliki rekam jejak yang baik dan dianggap sebagai negosiator internasional yang baik untuk Indonesia.

"(budget reform) Sejak 2015, secara gradual pemerintah mengalihkan dana subsidi, yang kebanyakan tidak produktif, untuk belanja infrastruktur," ujar dia. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya