Menanti Kebijakan The Fed, IHSG Susut 19 Poin

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 19,34 poin ke level 5.302,49 pada Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Sep 2016, 16:16 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2016, 16:16 WIB
20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pelaku pasar menanti hasil pertemuan bank sentral terutama bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve soal suku bunga.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (20/9/2016), IHSG melemah 0,36 persen atau 19,34 poin ke level 5.302,49. Indeks saham LQ45 melemah 0,38 persen ke level 915,72. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 186 saham melemah sehingga menekan IHSG. 106 saham menguat dan 94 saham lainnya diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.336,25 dan terendah 5.298,27.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai pada Selasa pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 258.667 kali dengan volume perdagangan 8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,4 triliun.

Investor asing pun melakukan aksi jual sekitar Rp 458,30 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.139.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham aneka industri naik 0,77 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham keuangan mendaki 0,26 persen dan sektor saham industri dasar naik 0,02 persen.

Sektor saham barang konsumsi melemah 0,91 persen, dan membukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur merosot 0,85 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 0,81 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham WSBP naik 10,20 persen ke level Rp 540 per saham, saham VICO menanjak 6,67 persen ke level Rp 112 per saham, dan saham BJBR naik 4,39 persen ke level Rp 1.665 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham SGRO turun 8,61 persen ke level Rp 1.910 per saham, saham MBTO tergelincir 7,14 persen ke level Rp 156 per saham, dan saham CMNP turun 5,99 persen ke level Rp 1.490 per saham.

Sebagian besar bursa Asia pun tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,08 persen ke level 23.530,85, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,18 persen ke level 16.492,15, indeks saham Shanghai turun 0,10 persen ke level 3.023, dan indeks saham Singapura tergelincir 0,12 persen ke level 2.848,64.

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,49 persen ke level 2.025,71 dan indeks saham Taiwan naik 0,10 persen ke level 9.161,58.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan tekanan IHSG terjadi lantaran pelaku pasar menanti hasil pertemuan Bank Indonesia (BI) dan the Fed.

"Menanti pengumuman bank sentral terutama The Fed. Rasanya belum akan ada perubahan," ujar dia sata dihubungi Liputan6.com.

Lebih lanjutkan ia menuturkan, saham-saham berkapitalisasi besar juga alami tekanan mulai dari saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR), serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya