Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG mengikuti laju bursa Asia.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (4/10/2016), IHSG naik 11,71 poin atau 0,21 persen ke level 5.475,63. Penguatan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG menguat 13,58Â poin atau 0,25 persen ke posisi 5.476,56.
Ada sebanyak 94 saham menguat sehingga mendorong IHSG menghijau. Sedangkan 19Â saham melemah dan 45 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.478,8 dan terendah 5.470,2 .
Total frekuensi perdagangan saham 5.790 kali dengan volume perdagangan 161,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 139,2 miliar.
Baca Juga
Investor asing pun melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 4,6 miliar. Sementara domestik melakukan beli bersih Rp 5 miliar.
Secara sektoral, semua sektor saham menguat. Sektor saham tambang naik 0,88 persen, dan membukukan kenaikan terbesar. Sektor saham keuangan naik 0,29 persen dan sektor pertanian naik 0,57 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham INRU naik 5,56 persen ke posisi Rp 380 per saham, saham PSDN menanjak 5,71 persen ke Rp 148 per saham, dan saham IGAR naik 3,85 persen menjadi Rp 428.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BMAS merosot 8,57 persen menjadi Rp 320 per saham, saham TOBA turun 3,55 persen ke Rp 356, dan saham BCAP merosot 3,09 persen ke level Rp 1.570 per saham.
Lanju IHSG ini mengekor Bursa Asia yang menguat terdorong pudarnya harapan jika masalah yang menimpa Deutsche Bank akan terselesaikan dengan cepat, dan meningkatnya ekspektasi perihal kenaikan suku bunga AS yang menekan Wall Street.
Melansir laman Reuters, indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan, sementara Nikkei indeks saham Jepang naik 0,6 persen karena penguatan dolar terhadap yen.
Kondisi Bursa Asia berbeda bila dibandingkan Wall Street yang ditutup merosot, terpicu saham Deutsche Bank yang kembali turun seiring memudarnya harapan jika pemberi pinjaman terbesar di Jerman ini akan mencapai kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS perihal denda yang mencapai U$ 14 miliar, terkait kasus kesalahan dalam menjual produk subprime mortgage. (Nrm/Gdn)
Advertisement