Bursa Asia Tergelincir Dekati Pemilu AS

Hasil jajak pendapat mengenai pemilihan Presiden AS dan keputusan bank sentral AS pertahankan suku bunga bayangi bursa Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Nov 2016, 08:36 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 08:36 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang1
Orang tercermin dalam papan yang menampilkan rata-rata Nikkei di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Nikkei adalah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Sydney - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan Kamis pekan ini  seiring dolar Amerika Serikat (AS) cenderung defensif. Hal itu lantaran sentimen pemilihan umum presiden AS.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,1 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks saham Australia melemah 0,5 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,2 persen dan indeks saham Selandia Baru/NZX melemah 1,4 persen.

Pergerakan bursa Asia dipengaruhi bursa global dan jelang pemilihan umum AS. Dalam jajak pendapat menunjukkan kalau pasar akan lebih berisiko bila calon presiden dari partai Republik Donald Trump mampu mengalahkan calon presiden AS dari partai Demokrat Hillary Clinton. Hal ini akan menjadi kejutan seperti Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa atau disebut Brexit.

Berdasarkan situs RealClearPolitics, Clinton hanya unggul 1,7 persen dari Trump dengan dukungan 47 persen. Sedangkan jajak pendapat Reuters menunjukkan Clinton unggul enam poin.

Investor umumnya telah melihat atau ada kepastian bila Hillary menang. Sedangkan ketidakpastian akan semakin dalam bila Trump menang terutama ketidakpastian ekonomi, perdagangan bebas dan geopolitik.

"Masyarakat sedang dididik untuk memahami politik Amerika Serikat dan dampaknya ke pasar keuangan. Meski semua ada perubahan kebijakan bank sentral, dengan ada tren kenaikan inflasi dan ekonomi, politik mendominasi pasar," ujar Chris Weston, Chief Market Strategist IG Research seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (3/11/2016).

Hal itu berdampak terhadap bursa AS. Indeks Dow Jones turun 0,43 persen pada Rabu waktu setempat. Indeks saham S&P 500 merosot 0,65 persen, dan indeks saham Nasdaq tergelincir 0,93 persen.

Kondisi politik AS juga membayangi kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada November. The Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga. Diperkirakan suku bunga The Federal Reserve naik pada Desember.

"Kami antisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 14 Desember. Bank sentral AS akan membatasi kenaikan suku bunga pada 2017," ujar Peter Dragicevich, Senior Currency and Rates Strategis CBA.

Sementara itu, di pasar komoditas, harga emas naik 0,1 persen menjadi US$ 1.298,30 per ounce. Kenaikan harga emas terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar.

Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,8 persen menjadi US$ 45,71 per barel usai turun 2,9 persen. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya