Bursa Asia Tertekan Jelang Pemilu AS

Indeks saham MSCI Asia Pasifik turun 0,6 persen pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Nov 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2016, 08:35 WIB
Ilustrasi bursa Asia
Sejumlah orang tercermin dalam papan yang menampilkan indeks saham di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Harga saham Nikkei mengalami perubahan mengikuti gejolak pasar Tiongkok. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini.Tekanan itu terjadi lantaran pelaku pasar khawatir jelang pemilihan umum Amerika Serikat (AS).

Apalagi hasil polling calon presiden AS dari partai Republik Donald Trump menunjukkan kenaikan dari pesaingnya calon presiden AS dari partai Demokrat Hillary Clinton. Berdasarkan polling yang dilakukan ABC News/Washington Post menunjukkan posisi Donald Trump naik satu persen.

Selain itu, pelaku pasar juga memperhatikan review kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) pada Rabu waktu setempat. Sejumlah analis mengatakan, kemenangan Trump akan kurangi antisipasi kenaikan suku bunga pada Desember.

"Investor terlihat gugup jelang pemilihan umum AS.Bagaimana pun juga polling ini menunjukkan kalau prospek Donald Trump meningkat, dan itu membuat pasar gugup. Meski the Fed tidak memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pada Desember, tetapi pasar khawatir jika Trump menang karena mendorong ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan meningkat," ujar Ric Spooner, Chief  Market Analyst CMC Markets seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (2/11/2016).

Pada perdagangan Rabu pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik turun 0,6 persen pada pukul 09.16 waktu Tokyo. Sektor saham barang konsumsi memimpin penurunan. Indeks saham Jepang Topix merosot 1,4 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar di antara bursa Asia.

Di pasar uang, yen menguat ke level tertinggi dalam satu pekan. Mata uang Swiss franc mencatatkan penguatan. Franc berada di posisi 97,52 terhadap dolar Amerika Serikat. Yen naik 0,1 persen menjadi 104,07 per dolar AS usai naik 0,6 persen pada sesi terakhir.

Harga minyak cenderung tertekan, Harga minyak merosot ke level terendah dalam satu bulan seiring pasokan minyak AS lebih besar dari yang diharapkan. Harga minyak Brent merosot menjadi US$ 47,90 per barel. (Ahm/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya