IHSG Turun 103 Poin Imbas Pilpres AS

Ada sekitar 226 saham melemah sehingga menekan IHSG ke zona merah pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Nov 2016, 11:07 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 11:07 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun tajam usai sempat dibuka menguat tipis pada sesi pertama perdagangan saham Rabu (9/11/2016). Tekanan  terjadi di tengah hasil sementara poolingIHSG pemilihan presiden Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data RTI, IHSG merosot 103,38 poin atau 1,89 persen ke level 5.367,30 pada pukul 10.50 WIB. Indeks saham LQ45 merosot 2,3 persen ke level 913,27. Penurunan IHSG didorong dari sekitar 226 saham melemah sehingga membuat IHSG tertekan. Sedangkan 42 saham menguat dan 74 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.491,70 dan terendah 5.363,97. Total volume perdagangan saham sekitar 4,43 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,87 triliun. Total frekuensi perdagangan 125.640 kali. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 152 miliar.

Secara sektoral, 10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham tambang turun 3,2 persen, dan mencatatkan penurunan terbesar. Sektor saham infrastruktur merosot 2,56 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 2,19 persen.

Saham-saham yang menggerakan indeks saham dan menguat antara lain saham AGRO naik 9,72 persen ke level Rp 316 per saham, saham JGLE menguat 6,48 persen ke level Rp 230 per saham dan saham INAF naik 9,19 persen ke level Rp 4.040 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan yaitu saham TLKM turun 3,5 persen ke level Rp 4.130 per saham, saham WSBP merosot 4,13 persen ke level Rp 580 per saham, dan saham ADRO tergelincir 5,52 persen ke level Rp 1.540 per saham.

Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, tekanan IHSG terjadi lantaran berdasarkan hasil pooling sementara calon presiden dari partai Republik Donald Trump unggul ketimbang calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton. Hal ini direspons negatif pelaku pasar apalagi kebijakan Trump sangat berbeda dengan Obama.

"Pasar itu lebih memilih Hillary Clinton. Tapi Trump kelihatannya mau menang," ujar David saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, tekanan IHSG ini jangka menengah. Apalagi sentimen global masih akan mendominasi laju IHSG. "Setelah ditetapkan pemenang presiden AS kemudian bagaimana reaksi bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve," kata dia.

David memperkirakan, tekanan IHSG ini akan berlangsung dalam dua hari ke depan. Tak hanya IHSG, bursa Asia pun cenderung tertekan pada Rabu pekan ini. Padahal bursa Asia sempat menghijau.

Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 3,5 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 2,29 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 2,98 persen dan indeks saham Shanghai melemah 1,32 persen.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya