Ikuti Wall Street, Bursa Asia Bergerak Menghijau

Indeks MSCI Asia Pasifik di Luar Jepang menguat 0,3 persen pada pukul 10.08 waktu Tokyo Jepang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Nov 2016, 08:40 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 08:40 WIB

Liputan6.com, Sydney - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Gerak saham di kawasan Asia ini mengikuti kenaikan yang terjadi pada Wall Street.

Mengutip Bloomberg, Rabu (23/11/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di Luar Jepang menguat 0,3 persen pada pukul 10.08 waktu Tokyo Jepang. Saham-saham di sektor keuangan menjadi pendorong penguatan indeks acuan di Asia Pasifik tersebut.

Sedangkan Indeks S&P/ASX 200 Australia juga naik 0,7 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru melonjak 0,4 persen setelah sebelumnya jatuh 0,6 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,1 persen tetapi volume perdagangan di bawah rata-rata.

"Meskipun di awal perdagangan bisa menguat, kemungkinan besar tidak ada yang cukup spektakuler pada perdagangan hari ini," jelas Analis CMC Markets, Sydney, Australia, Michael McCarthy.

Ia melanjutkan, gerak indeks pada masing-masing negara bisa berubah di tengah perdagangan mengikuti isu yang ada di masing-masing negara.

Penguatan Bursa Asia ini mengikuti kenaikan pada Wall Street. Pada penutupan semalam, Dow Jones menguat 67,18 poin atau 0,35 persen ke level 19.023,87.

Indeks S&P 500 juga naik 5,57 poin atau 0,25 persen ke angka 2.203,75. Sedangkan indeks Nasdaq melaju 17,49 poin atau 0,33 persen ke angka 5.386,35.

Wall Street memang terus bergerak menguat sejak 8 November lalu sesaat setelah hasil pemilihan presiden di AS terlihat. Kemenangan kandidat dari Partai Republik yaitu Donald Trump atas kandidat dari partai Demokrat yaitu Hillary Clinton mendorong penguatan bursa AS.

Dalam kampanye Trump memang menjanjikan beberapa hal yang mampu mendorong kemajuan dunia usaha. Beberapa janji tersebut adalah memotong pajak sehingga mendorong masuknya dana-dana yang semula parkir di luar negeri.

Selain itu, Trump juga menjanjikan untuk mengeluarkan anggaran yang lebih tinggi untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini dinilai oleh sebagian besar ekonom akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi AS yang selama ini tertekan. (Gdn/Ndw)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya