Liputan6.com, Jakarta - OPEC akhirnya sepakat memangkas produksi minyak 1,2 juta barel per hari mendapat respons positif pelaku pasar di pasar modal. Sektor saham tambang catatkan penguatan terbesar.
Berdasarkan data RTI pada penutupan perdagangan saham, Kamis (1/12/2016), sektor saham tambang naik 2,45 persen pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Diikuti sektor saham aneka industri menguat 1,77 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 0,83 persen.
Saham-saham sektor tambang dan energi mencatatkan penguatan terbesar antara lain saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) naik 6 persen ke level Rp 53 per saham, saham PT Elnusa Tbk (ELSA) menanjak 9,91 persen ke level Rp 472 per saham,dan saham PT Medco Energy Tbk (MEDC) mendaki 7,54 persen ke level Rp 1.355 per saham.
Selain itu, saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mendaki 6,38 persen ke level Rp 2.500 per saham, dan saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menanjak 5,23 persen ke level Rp 1.610 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan, kenaikan sektor tambang dipicu kenaikan harga minyak dunia. Dalam pertemuan di Vienna,Austria, OPEC sepakat memangkas produksi minyak sebagai upaya mengatasi banjir pasokan di pasar.
Baca Juga
Advertisement
Sepanjang 2016, indeks sektor saham batu bara cenderung menguat. Berdasarkan data BEI, indeks sektor saham tambang naik 69,61 persen. Ada sekitar 43 emiten sektor tambang yang tercatat di pasar modal Indonesia.
"Harga minyak, dan harga batu bara sedang sangat bagus," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, sektor saham tambang dan energi masih menarik hingga kuartal I 2017. Lantaran harga komoditas diprediksi masih membaik pada tahun depan. Sebelumnya harga batu bara untuk kontrak pengiriman Desember 2016 di ICE Futures Exchange sempat di kisaran US$ 104,25 metrik ton pada 31 Oktober 2016.
Pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik US$ 4,21 menjadi US$ 49,44 per barel. Harga minyak WTI naik 9,6 persen. Pada awal perdagangan sempat naik 10 persen, terbesar sejak Februari.
Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman Januari melonjak US$ 4,09 per barel atau 8,82 persen menjadi US$ 50,47 per barel. Kontrak itu sudah tak berlaku pada Rabu waktu setempat. Harga minyak kontrak Februari naik 8,9 persen menjadi US$ 51,51.