Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu pertahankan gerak di zona hijau pada penutupan perdagangan saham 2016. IHSG berbalik arah ke zona merah, dan melemah tipis.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (30/12/2016), IHSG turun tipis 5,85 poin atau 0,11 persen ke level 5.296,71. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,33 persen ke level 884,61. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Ada sebanyak 172 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 150 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 100 saham diam di tempat. Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 208.748 kali dengan volume perdagangan 16,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,3 triliun.
Secara sektoral, masing-masing sektor saham menguat dan melemah. Sektor saham barang konsumsi turun 1,82 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur dan industri dasar. Sektor saham aneka industri menguat 1,74 persen, dan mencatatkan penguatan terbesar.
Baca Juga
Investor asing melakukan aksi jual Rp 172 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat ke level 13.470.
Saham-saham lapis kedua cenderung menguat menjelang akhir 2016. Saham NAGA naik 29.03 persen ke level Rp 200 per saham, saham ESSA menanjak 22,73 persen ke level Rp 1.620 per saham, dan saham BBYB naik 19,67 persen ke level Rp 438 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INAF turun 10 persen ke level Rp 4.680 per saham, saham NISP tergelincir 10 persen ke level Rp 2.070 per saham, dan saham ABMM merosot 9,78 persen ke level Rp 2.030 per saham.
Bursa Asia pun bervariasi menjelang akhir pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,96 persen ke level 22.000, indeks saham Shanghai mendaki 0,24 persen ke level 3.103,64, dan indeks saham Taiwan menguat 1,1 persen ke level 9.253.
Sedangkan indeks saham acuan yang tertekan antara lain indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,87 persen ke level 2.024,49, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,16 persen, dan indeks saham Singapura merosot 0,15 persen ke level 2.884.
Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan penguatan tidak terlalu besar IHSG pada akhir 2016. Penguatan IHSG tersebut didorong adanya window dressing atau memoles saham menjadi cantik menjelang akhir tahun ini. Sejumlah sektor saham antara lain aneka industri, keuangan juga mendukung penguatan IHSG.
"Ini masih window dressing meski penguatannya kecil. Namun dalam 3-4 hari terus menguat IHSG," kata dia.
Advertisement