Tax Amnesty Bikin IHSG Masuk Ranking 5 Terbaik di Dunia

IHSG ditutup pada posisi 5.302,57 sampai dengan 29 Desember ini. Kinerja tersebut naik 15,45 persen dibanding tahun lalu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 30 Des 2016, 10:28 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 10:28 WIB

Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat berada ‎di urutan 5 terbaik di dunia. Prestasi tersebut didukung kondisi ekonomi domestik yang kuat di tengah perlambatan ekonomi global.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat Konferensi Pers Akhir Tahun mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menunjukkan kinerja cukup baik dibanding negara berkembang lainnya. Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,02 persen di kuartal III-2016.

"Kondisi ekonomi domestik yang tetap kuat‎ ini mendorong apresiasi rupiah dan penguatan IHSG sepanjang 2016. Karena ekspektasi pasar dan keberhasilan program tax amnesty sehingga mampu menjaga penguatan IHSG dan kurs rupiah di tengah dinamika kenaikan tingkat bunga AS dan fluktuasi harga minyak," ujarnya di Kantor OJK, Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Berdasarkan data OJK, Muliaman menyebut, IHSG ditutup pada posisi 5.302,57 sampai dengan 29 Desember ini. Kinerja tersebut naik 15,45 persen dibanding tahun lalu. "Pertumbuhan IHSG ini terbaik kedua di kawasan Asia Pasifik dan ranking 5 terbaik di dunia," dia menjelaskan.

Dari sisi penambahan jumlah‎ emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), kata dia, ada tambahan 16 emiten saham baru. Jumlah tersebut jauh lebih baik dibanding Bursa Efek Singapura dan Filipina yang justru tercatat tanpa penambahan emiten atau perusahaan go public di 2016.

"Bursa Efek Singapura malah kehilangan 10 ‎emitennya, sedangkan Filipina kehilangan 1 emiten. Jadi kalau kita nambah perusahaan go public, negara lain malah berkurang jumlah emitennya," jelas Muliaman.

Dalam industri reksadana, sambungnya, juga mengalami pertumbuhan cukup baik tahun ini. Nilai Aktiva Bersih (NAB)  reksadana meningkat 22,66 persen menjadi RPP 333,61 triliun. Terjadi kenaikan pula di jumlah dan nilai penawaran umum.

"Innitial Public Offering/IPO (penawaran saham perdana) sebanyak 14 perusahaan senilai Rp 12,07 triliun, rights issue saham 34 perusahaan Rp 68,06 triliun, obligasi korporasi diterbitkan 75 perusahaan senilai Rp 115,46 triliun dan total nilai penawaran umum selama 2016 sebesar Rp 194,74 triliun atau naik 68,94 persen dari tahun lalu," tandasnya.(Fik/Nrm)

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya