BEI Buka Kelas Inkubator demi Lahirkan Start Up di Indonesia

Indonesia memiliki banyak potensi untuk melahirkan sebuah karya start up baru.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Jan 2017, 14:28 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 14:28 WIB
Ketua idEA: Kami Akan Suruh Start-up Tutup, Kalau...
Startups (landt.co)

Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tbk meluncurkan Inkubator, yang merupakan hasil kerja sama dengan beberapa mitranya, seperti PT Bank Mandiri.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, pembentukan inkubator ini bertujuan untuk melahirkan perusahaan-perusahaan start up baru asli Indonesia.

"Semua bilang masa depan kita itu selalu berbasis IT. Fenomena ini terbukti ketika bagaimana perusahaan taksi yang punya armada, punya pegawai, punya aset, kalah dengan perusahaan taksi yang tidak punya aset dan tidak punya armada," kata Tito di Plaza Bapindo, Jakarta, Kamis (26/1/2017).

Tito mengungkapkan, sebagai negara yang penduduknya menjadi pengguna sosial media dan internet, Indonesia memiliki banyak potensi untuk melahirkan sebuah karya start up baru.

Di inkubator yang BEI buat ini, nantinya akan mendidik beberapa anak muda yang memiliki ide atau gagasan mengenai sebuah start up. Mereka akan mendapatkan pendampingan hingga ide tersebut terealisasi.

Dalam pendampingan ini, anak muda kreatif yang sudah mendaftarkan diri akan mendapatkan pelajaran tentang pendiran Perseroan Terbatas (PT), cara pengembangan start up, pembuatan laporan keuangan, hingga cara mengkapitalisasi hasil karyanya.

"Di sini nanti mereka bisa pakai Wi-Fi gratis, kita siapkan makan, dan lain sebagainya. Intinya kita coba fasilitasi mereka semua supaya idenya itu tersalurkan," dia memaparkan.

Tak hanya itu, nantinya dalam kelas inkubator ini juga dilakukan mediasi dan pengenalan dengan para pemilik modal. Sehingga diharapkan start up yang dilahirkan‎ bisa langsung diimplementasikan.

Dalam pendidikannya, di inkubator ini memiliki kapasitas 50 orang. Nantinya dari 50 orang‎ tersebut akan menghasilkan 20 start up, di mana setiap start up akan dikerjakan dua-tiga orang. (Yas/nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya