Tekanan Harga Minyak Picu Bursa Asia Melemah

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,25 persen pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mar 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 08:45 WIB
20150710-Pasar Saham Nikkei-Jepang1
Orang tercermin dalam papan yang menampilkan rata-rata Nikkei di Tokyo, Jepang, Jumat, (10/7/ 2015). Nikkei adalah indeks pasar saham untuk Bursa Saham Tokyo. (REUTERS/Thomas Peter)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Penurunan bursa Asia ini imbas dari harga minyak yang tertekan.

Pada perdagangan saham Kamis (9/3/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,25 persen. Indeks saham Australia merosot 0,1 persen. Sektor sumber daya turun hampir dua persen.

Harga minyak melemah lima persen ke level terendah pada 2017 didorong pasokan minyak Amerika Serikat (AS) yang melebihi harapan. Padahal negara produsen minyak tergabung dalam OPEC memangkas produksi. Ini ada risiko spekulan keluar dari pasar dalam jangka panjang sehingga menekan harga minyak.

Di Asia, pada awal perdagangan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik tipis 11 sen menjadi US$ 50,39. Bursa AS pun kena imbas penurunan harga minyak. Indeks Dow Jones turun 0,33 persen sedangkan indeks saham S&P 500 melemah 0,23 persen. Indeks saham Nasdaq naik 0,06 persen.

Di sisi lain data tenaga kerja di sektor swasta AS juga melonjak 298 ribu pada Februari. Ini mendorong spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS. Namun, pelaku pasar juga akan menanti rilis data tenaga kerja non pertanian pada Jumat pekan ini.

"Hampir tidak ada data ekonomi yang akan hentikan mereka (the Federal Reserve). Ini the Federal Reserve akan ambil langkah untuk menaikkan suku bunga," ujar Tom Porcelli, Ekonom RBC Capital Markets seperti dikutip dari laman Reuters.

Ada pun indeks dolar AS naik 0,1 persen ke level 102,15. Angka itu dekati level tertinggi sejak 2 Maret di kisaran 102,26.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya