Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi seiring investor fokus terhadap perjugan presiden AS Donald Trump soal tagihan kesehatan.
Sebelumnya wall street melemah setelah investor khawatir terhadap langkah Donald Trump yang sulit untuk merombak kebijakan kesehatan. Ini memberikan sinyal kalau dirinya juga akan hadapi kesulitan untuk memangkas pajak. Padahal sentimen itu mendorong wall street reli sejak November.
Trump dan anggota parlemen dari partai Republik tampaknya kehilangan dukungan untuk Undang-Undang (UU) kesehatan baru. Oleh karena itu akan diadakan pemungutan suara pada Kamis waktu setempat. Kehilangan dan penundaan pemungutan suara akan pengaruhi kepercayaan investor terhadap kemampuan Trump untuk menepati janjinya di bidang ekonomi.
Baca Juga
"Jika itu terjadi, Anda bisa melihat sedikit volatilitas di pasar," ujar Direktur US Bank Private Client Reserve David Schegoleit, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (23/3/2017).
Ada pun saham Apple naik 1,7 persen sehingga memberikan dorongan terbesar untuk tiga indeks saham acuan tersebut. Pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 0,03 persen menjadi 20.661. Indeks saham S&P 500 menguat 0,19 persen menjadi 2.348,45. Selain itu, indeks saham Nasdaq bertambah 0,48 persen menjadi 5.821,64.
"Investor yang memegang dana tunai dapat menggunakan kesempatan untuk membeli lantaran indeks saham telah alami penurunan tajam sejak kemarin," ujar Alan Lancz, Penasihat di Alan B.Lancz and Associates.
Sedangkan saham-saham yang pengaruhi pasar antara lain saham Snap Inc melonjak 9 persen. Saham Sears Holdings turun 12,31 persen. Ada pun tercatat volume perdagangan saham sekitar 6,9 miliar saham di wall street. Angka ini di bawah rata-rata harian sekitar 7 miliar saham.
Advertisement