Janji Trump Belum Terwujud, Wall Street Tenggelam

Pelaku pasar kecewa karena the Fed tidak memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari rencana awal.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Mar 2017, 05:03 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2017, 05:03 WIB
Wall Street
Pelaku pasar kecewa karena the Fed tidak memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari rencana awal.

Liputan6.com, New York - Wall Street melemah tajam pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Investor khawatir bahwa janji Presiden AS Donald Trump untuk melakukan pemotongan pajak belum akan terealisasikan dalam waktu dekat.

Mengutip Reuters, Rabu (22/3/2017), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,14 persen dan ditutup di angka 20.668,01. Indeks S&P 500 juga melemah 1,24 persen menjadi 2.344,02. Sedangkan Nasdaq Composite anjlok 1,83 persen menjadi 5.793,83.

Penurunan indeks Dow Jones dan S&P 500 pada perdagangan kali ini merupakan penurunan terbesar dalam periode November atau sesaat setelah Donald Trumps dipastikan menang dalam pemilu presiden AS hingga saat ini.

Salah satu pendorong penurunan Wall Street adalah belum adanya kepastian mengenai rencana pemotongan pajak seperti yang dijanjikan oleh Trump dalam kampanye.

Sebelumnya, Trump memang berjanji memotong pajak bagi pribadi maupun perusahaan dan melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi AS. Selama ini pajak dianggap menjadi salah satu beban terberat pertumbuhan ekonomi.

Selain sentimen tersebut, pelemahan Wall Street juga didorong oleh penurunan saham-saham di sektor keuangan. Sesaat setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan kenaikan suku bunga pada pertengahan pekan lalu, saham-saham di sektor keuangan langsung tertekan.

Alasannya, pelaku pasar kecewa karena the Fed tidak memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari target awal di tahun ini. Kenaikan suku bunga memberikan dampak positif kepada saham-saham sektor keuangan karena dengan bunga naik maka keuntungan yang didapat industri perbankan jugga bisa meningkat.

"Pasar sedikit kecewa sehingga mereka yang semula mengoleksi saham keuangan kemudian melepasnya," jelas analis Themis Trading, Chatham, New Jersey, AS, Mark Kepner.

Saham Bank of America merosot 5,77 persen dan menjadi penurunan terbesar dalam S&P 500. Sedangkan saham Goldman Sachs melemah 3,72 persen sehingga menarik Dow Jones ke level yang lebih rendah. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya