Aksi Jual Investor Asing Bikin IHSG ke 5.972

Investor asing melakukan aksi jual Rp 976 miliar di seluruh pasar menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Nov 2017, 16:18 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 16:18 WIB
Pembukaan-Saham
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Investor asing masih melakukan aksi jual.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (15/11/2017), IHSG turun 15,98 poin atau 0,27 persen ke posisi 5.972,31. Indeks saham LQ45 melemah 0,18 persen ke posisi 991,40. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 194 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 129 saham menguat dan 131 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.012,65 dan terendah 5.972,31. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 343.110 kali dengan volume perdagangan 13,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 8,1 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 976,32 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.524. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,18 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,25 persen.

Sektor saham tambang turun 1,79 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri melemah 1,28 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,86 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham SMDR naik 9,15 persen ke posisi Rp 358 per saham, saham RIMO melonjak 8,33 persen ke posisi Rp 208 per saham, dan saham IIKP melonjak 7,96 persen ke posisi Rp 244 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PTBA turun 4,87 persen ke posisi Rp 11.225 per saham, saham ADRO tergelincir 4,41 persen ke posisi Rp 1.735 per saham, dan saham BUMI merosot 3,57 persen ke posisi RP 270 per saham.

Bursa Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,03 persen, indkes saham Korea Selatan Kospi susut 0,33 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 1,57 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul indeks saham Shanghai melemah 0,79 persen, indeks saham Singapura turun 0,87 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,53 persen.

"Saat ini sepi sentimen positif. Dari pergerakan bursa Asia cenderung melemah dan rupuah volatine, tidak banyak berikan sentimen ke IHSG. Belum ada sentimen yang dukung kenaikan IHSG," ujar Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, rilis neraca perdagangan tercatat surplus US$ 900 juta belum berdampak signifikan ke IHSG.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Sektor Tambang Jadi Pemberat IHSG

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik terbatas 8,3 poin atau 0,14 persen ke posisi 5.996,52 pada sesi pertama. Sektor saham tambang mencatatkan penurunan terbesar.

Mengutip data RTI, Rabu (15/11/2017), sektor tambang susut 0,73 persen. Saham-saham tambang alami penurunan antara lain saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melemah 2,54 persen ke posisi Rp 11.500 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.885 kali dengan nilai transaksi Rp 43 miliar.

Saham PT Timah Tbk (TINS) tergelincir 3,3 persen ke posisi Rp 880 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.132 kali dengan nilai transaksi Rp 11,9 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya