Neraca Dagang RI Surplus US$ 900 Juta, IHSG Naik Terbatas

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 8,23 poin atau 0,14 persen ke posisi 5.996,52 pada sesi pertama Rabu ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Nov 2017, 12:19 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 12:19 WIB
20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja menunjuk layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). Pada perdagangan preopening, IHSG bergerak menguat 64,216 poin (1,23%) ke 5.280,210. Sementara indeks LQ45 bergerak naik 16,105 poin (1,80%) ke908.947. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski berada di zona hijau tapi pergerakannya terbatas selama sesi pertama perdagangan saham Rabu pekan ini.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Rabu (15/11/2017), IHSG naik tipis 8,23 poin atau 0,14 persen ke posisi 5.996,52. Indeks saham LQ45 menguat 0,27 persen ke posisi 995,84. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 127 saham menghijau sehingga mendorong kenaikan IHSG. Sedangkan 170 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 109 saham lainnya diam di tempat.

Selama sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.009,39 dan terendah 5.989,30. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 181.929 kali dengan volume perdagangan saham 7,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 3,5 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli Rp 41,89 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi Rp 13.536.Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan menghijau. Sektor saham aneka industri turun 0,77 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang turun 0,73 persen.

Sedangkan sektor saham infrastruktur naik 0,64 persen, sektor saham keuangan mendaki 0,36 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham RIMO naik 12,50 persen ke posisi Rp 216, saham IIKP menanjak 11,50 persen ke posisi Rp 252 per saham, dan saham BULL melonjak 8,92 persen ke posisi Rp 171 per saham.

Sedangkan saham-saham melemah antara lain saham CMPP turun 24,79 persen ke posisi Rp 364 per saham, saham INCO tergelincir 4,13 persen ke posisi Rp 3.020 per saham, dan saham KMTR susut 3,36 persen ke posisi Rp 575 per saham.

Bursa Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,86 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,23 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 1,48 persen, indeks saham Shanghai susut 0,84 persen, indeks saham Singapura merosot 0,79 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,52 persen.

IHSG menguat tipis ini terjadi di tengah rilis data neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan ‎Indonesia pada Oktober 2017 surplus sebesar US$ 900 juta. Sedangkan secara kumulatif sepanjang Januari-Oktober 2017 mencetak surplus US$ 11,78 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, ‎nilai ekspor Indonesia pada bulan kesepuluh ini tercatat sebesar US$ 15,09 miliar atau naik 3,62 persen dibanding realisasi September 2017 sebesar US$ 14,54 miliar.

Dibanding Oktober 2016 yang sebesar US$ 12,74 miliar, nilai ekspor di Oktober 2017 ini melonjak 18,39‎ persen.

Angka ini lebih tinggi dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 14,19 miliar atau naik 11,04 persen dibanding realisasi bulan sebelumnya ‎US$ 12,78 miliar.

Dibanding realisasi Oktober tahun lalu yang sebesar US$ 11,51 miliar, nilai impor di bulan kesepuluh ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 23,33 persen.

"Jadi neraca perdagangan di Oktober surplus US$ 900 juta," ujar Kecuk saat Rilis Neraca Perdagangan Oktober di kantornya, Jakarta, Rabu pekan ini.

Jika dirinci, Suhariyanto mengatakan, surplus US$ 900 juta berasal dari surplus nonmigas yang mencapai US$ 1,69 miliar, sementara neraca dagang minyak dan gas (migas) masih defisit sebesar US$ ‎792,2 juta.

Secara kumulatif di Januari-Oktober 2017, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 11,78 miliar. Dengan realisasi nilai ekspor US$ 138,5 miliar, naik 17,49 persen dibanding capaian periode sama tahun lalu sebesar US$ 117,9 miliar.

Nilai ekspor kumulatif lebih tinggi dibanding nilai impor US$ 126,68 miliar pada Januari-Oktober 2017 atau naik 14,95 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 110,20 miliar.

Surplus US$ 11,78 miliar pada sepuluh bulan ini ditopang dari surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$ 18,45 miliar, sementara migas masih defisit US$ 6,67 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

IHSG Kembali di Posisi 6.001 pada Pembukaan Perdagangan Saham

Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal sesi perdagangan saham Rabu pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah bursa global yang melemah.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu pekan ini, IHSG naik 13,62 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.001,91. Indeks saham LQ45 menguat 0,35 persen ke posisi 996,66. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.

Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 11,66 poin atau 0,19 persen ke posisi 6.002. Indeks saham LQ45 naik 0,40 persen ke posisi 997,09. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 59 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 47 saham lainnya melemah dan 89 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.004,70 dan terendah 5.996,32.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.544 kali dengan volume perdagangan saham 200,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 137 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 13,50 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.534. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan naik 0,49 persen, sektor saham barang konsumsi mendaki 0,43 persen. Sementara itu, sektor tambang turun 0,46 persen, dan catatkan penurunan terbesar.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham RIMO naik 4,17 persen ke posisi Rp 200, saham CPIN melonjak 1,95 persen ke posisi Rp 3.130 per saham, dan saham CLEO mendaki 1,8 persen ke posisi Rp 850 per saham.

Saham-saham emiten tambang cenderung melemah. Saham INCO turun 2,86 persen ke posisi Rp 3.060 per saham, saham PTBA susut 1,27 persen ke posisi Rp 11.650, dan saham TINS tergelincir 1,10 persen ke posisi Rp 900 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0m54 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,41 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1 persen, dan catatkan penurunan terbesar, indeks saham Shanghai melemah 0,56 persen. Selain itu, indeks saham Singapura melemah 0,28 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,44 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya