Menanti Keputusan Bank Indonesia, IHSG Diproyeksikan Mendatar

BI akan memperhatikan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 15 Jan 2018, 06:20 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 06:20 WIB
IHSG
Pekerja melintas di bawah layar indeks saham gabungan di BEI, Jakarta, Selasa (4/4). Sebelumnya, Indeks harga saham gabungan (IHSG) menembus level 5.600 pada penutupan perdagangan pertama bulan ini, Senin (3/4/2017). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan cenderung mendatar pada perdagangan saham sepekan ke depan. Saat ini, pelaku pasar tengah menanti kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait dengan suku bunga acuan 7 day reverse repo (7DRR).

Analis PT Recapital Asset Management Kiswoyo Adi Joe mengatakan, BI bakal mempertahankan suku bunga acuan."BI rate harusnya tetap," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (15/1/2018).

Menurutnya, peluang BI untuk menurunkan suku bunga acuan tipis. Terlebih, BI juga memperhatikan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

"The Fed akan ditunggu kepastiannya, apakah betul tahun ini mau naik tiga kali lagi suku bunganya," jelas dia.

Kiswoyo memperkirakan, IHSG bergerak pada support 6.250. Sementara resistance berada pada 6.450.

Saham rekomendasi Kiswoyo pekan ini, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penutupan Perdagangan Pekan Lalu

20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Dua pekerja memantau pergerakan saham di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11). Laju IHSG melemah 2,6 persen atau sekitar 137,71 poin ke level 5.094,25 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin (14/11/2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (12/1/2018), IHSG melemah 16,27 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.370,06. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,23 persen ke posisi 1.082,51. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Ada sebanyak 199 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 149 saham menguat dan 131 saham diam di tempat. Menjelang akhir pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.409,17 dan terendah 6.359,83.

Total frekuensi perdagangan saham sektiar 315.828 kali dengan volume perdagangan 14 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 311,22 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.343.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,85 persen dan sektor saham barang konsumsi mendaki 0,22 persen. Sementara itu, sektor saham pertanian melemah 0,86 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri susut 0,83 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,74 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham TINS naik 8,59 persen ke posisi Rp 885, saham TRAM melonjak 6,36 persen ke posisi Rp 234, dan saham PNBS melonjak 5,71 persen ke posisi Rp 74.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya