Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan transportasi online Go-Jek berencana menawarkan saham perdana (Innitial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal ini disampaikan Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, saat hadir memenuhi undangan Direktur Utama (Dirut) BEI, Tito Sulistio di Gedung BEI, Senin (5/3/2018).
"Eventually kita bakal IPO," kata Andre.
Advertisement
Sayangnya, dia masih enggan memberikan kepastian kapan Go-Jek bisa go public. Namun demikian, Andre bilang, akan menjadi suatu kebanggaan bila Go-Jek mencatatkan saham di BEI.
Baca Juga
"Cuma waktunya saja yang belum tahu kapan. Pasti di Indonesia, karena merupakan kebanggaan, kan kita perusahaan Indonesia ya," tuturnya.
Pernyataan ini sekaligus menjawab kabar yang beredar bahwa Go-Jek akan IPO di luar negeri. Namun, Andre tidak menepis kemungkinan untuk melakukan dual listing, di Indonesia maupun di luar negeri.
"Kalau awalnya sih pasti di Indonesia. Jadi apakah bakal dual listing, masih belum tahu. Mungkin masih confidential, ya," tegas Andre.
Dia lebih jauh menjelaskan, rencana IPO harus memikirkan masalah waktu. Saat ini masih dalam tahap diskusi dan persiapan.
"Kalo business plan mah berubah terus, cuma kalau Go-Jek sih lebih kepada timing to market saja sih," ujarnya.
Menurutnya, BEI sangat mendukung perusahaan transportasi online maupun marketplace untuk masuk ke pasar modal.
"Aturannya sudah mendukung dan clear buat perusahaan seperti kami, Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan lainnya. Jadi bukan cuma kesiapan bursa, harus disiapkan dengan matang. Reporting, governance, pembukuan, segala macam, jadi sebenarnya masalah timing. Tapi dari bursa sih mendukung sekali," tutur Andre.
Terkait dengan kedatangannya ke BEI hari ini, Andre mengaku diundang Dirut BEI untuk berdiskusi banyak hal, salah satunya mendorong perusahaan teknologi, dan startup untuk masuk ke pasar modal Indonesia.
"Hari ini (Go-Jek) diundang sama Pak Tito untuk berdiskusi mengenai bagaimana caranya BEI bisa bantu perusahaan-perusahaan teknologi modalnya dan startup untuk ke bursa," jelas Andre.
Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:
Totalindo Klaim Gandeng Kontraktor Lain pada Proyek Hunian 0 Rupiah
PT Totalindo Eka Persada Tbk mengaku menggandeng pihak lain sebagai kontraktor proyek pembangunan hunian DP 0 rupiah. Perseroan menjalin kemitraan dengan BUMD PD Pembangunan Sarana Jaya untuk membangun proyek hunian DP 0 rupiah di Klapa Village, Jakarta, dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO).
Penjelasan ini menjawab tudingan jika perusahaan berlaku curang terkait proyek pembangunan hunian DP Rp 0.
CEO PT Totalindo Eka Persada Tbk Donald Sihombing menuturkan, skema tersebut akan membagi kewajiban berupa pembiayaan tanah dan hal-hal lainnya antara perusahaannya dengan Sarana Jaya.
"Pada KSO, Sarana Jaya akan dikenakan 75 persen, dan Totalindo sebesar 25 persen," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, pada 23 Februari 2018.
Dia memaparkan, Totalindo akan menanggung biaya tanah 25 persen untuk dua tahap proyek, yakni sebanyak Rp 14,7 miliar untuk Tahap I, dan Rp 15,3 miliar untuk Tahap II.
Untuk biaya konstruksi, besaran yang ditanggung oleh Totalindo adalah Rp 150 miliar. Jumlah tersebut merupakan porsi 25 persen dari total pembiayaan Rp 600 miliar untuk Tahap I dan Tahap II.
Totalindo Eka Persada juga diwajibkan mengambil alih tanggung jawab PT Gemilang Usaha Terbilang (PT GUT) di Bank DKI sebesar Rp 34 miliar, dan diperhitungkan sebagai porsi penyertaan yang dibebankan pada mereka.
Selain proyek hunian DP 0 rupiah, Donald menjelaskan, perusahaannya juga menargetkan kontrak baru lain pada 2018 ini sebesar Rp 4,2 triliun.
Dia juga akan merilis pemberitahuan tersebut secara online, demi memastikan bahwa tudingan kecurangan itu tidak tepat.
"Kontrak baru ini nanti akan kita umumkan online. Kita ini kan Tbk, banyak masyarakat punya saham kita. Mereka (masyarakat pemegang saham Totalindo) juga akan terganggu dengan isu enggak enak kaya yang sekarang ramai di pemberitaan," dia menandaskan.
Advertisement