Rupiah Melemah, Kalbe Farma Bakal Dongkrak Harga Jual Produk

Nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), PT Kalbe Farma Tbk akan dongkrak harga jual.

oleh Agustina Melani diperbarui 28 Agu 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2018, 16:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu berdampak terhadap biaya produksi emiten farmasi salah satunya PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia , rupiah merosot 7,88 persen dari posisi 13.542 per dolar AS pada 2 Januari 2018 menjadi 14.610 pada 27 Agustus 2018.

Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius menuturkan, rupiah merosot terhadap dolar AS akan menaikkan harga produksi karena bahan baku masih impor.  Sebelumnya perseroan prediksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di kisaran 13.750.

"Iya, terus menambah biaya bahan baku yang impor sehingga perlu direncanakan kenaikan harga jual beberapa produk ke depan," ujar dia lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Selasa (28/8/2018).

Vidjongtius mengatakan, pihaknya akan menaikkan harga jual produk sekitar 3-4 persen.

Sebelumnya PT Kalbe Farma Tbk mencatatkan penjualan naik 3,1 persen menjadi Rp 10,38 triliun pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,06 triliun.

Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun tipis 0,03 persen menjadi Rp 1,215 triliun pada semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,216 triliun

Adapun laba kotor tumbuh 1,4 persen mencapai Rp 4,99 triliun pada semester I 2018. Rasio laba kotor terhadap penjualan menurun menjadi 48,1 persen dibandingkan 48,9 persen untuk periode sama pada tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh ada pelemahan nilai tukar rupiah. Untuk mempertahankan marjin ke depan, perseroan akan gabungkan strategi pengelolaan portfolio produk dan peningkatan efisiensi operasional.

Laba usaha pada semester I 2018 bertumbuh 1,6 persen dengan rasio laba usaha stabil pada 15,6 persen dibandingkan 15,8 persen pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Ini sejalan dengan pengembangan produk baru.

Perseroan mencatat peningkatan biaya untuk mendukung aktivitas riset dan pengembangan. Perseroan akan terus mengelola efektivitas kegiatan pemasaran serta monitor biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba operasional.

Dengan pertimbangkan situasi makro ekonomi, serta kondisi kompetisi, perseroan merevisi target pertumbuhan penjualan bersih 2018 menjadi lima persen-tujuh persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih pada kisaran yang sama.

Target marjin laba operasional tidak berubah pada tingkat 14,5 persen-15,5 persen. PT Kalbe Farma Tbk juga persiapkan anggaran belanja modal Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi.

Rasio pembagian dividen ditingkatkan pada kisaran 45 persen-55 persen, dengan perhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal. Perseroan membayarkan dividen Rp 1,17 triliun atau sebesar 49 persen atas laba bersih 2017.

 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kalbe Farma Bagi Dividen Rp 25 per Saham

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan bagikan dividen tunai Rp 1,17 triliun. Dividen itu sebesar Rp 25 per saham yang setara dengan rasio pembagian dividen sekitar 49 persen atas laba bersih tahun 2017.

Pembagian dividen itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 5 Juni 2018. Demikian mengutip dari keterangan tertulis Rabu (6/6/2018).

"Sebagai bagian dari komitmen kami untuk memberikan hasil bagi pemegang saham. Kami akan bagikan dividen tunai Rp 1,17 triliun," ujar Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Bernadus Karmin Winata.

Ia menambahkan, walaupun kondisi pasar cukup menantang pada 2018, perseroan tetap optimistis akan potensi pertumbuhan di masa mendatang. Perseroan juga tetap anggarkan dana belanja modal untuk meningkatkan kapasitas.

Dengan mempertimbangkan kondisi pasar, serta kebutuhan dana baik operasional maupun investasi, perseroan akan bagikan dividen dengan rasio sekitar 49 persen atas laba bersih 2017 kepada para pemegang saham.

“Perseroan akan berupaya mempertahankan kebijakan untuk membagikan dividen sekitar 45-55 persen dari laba bersih, dengan mempertimbangkan rencana pengembangan dan kebutuhan dana perseroan,” ujar dia.

Selain itu, dalam RUPST juga memutuskan susunan anggota dewan komisaris PT Kalbe Farma Tbk antara lain:

Presiden Komisaris: Bernadette Ruth Irawati Setiady

Komisaris: Santosoe Oen

Komisaris: Ferdinand Aryanto

Komisaris: Ronny Hadiana

Komisaris Independen: Farid Anfasa Moeloek

Komisaris Independen: Lucky Surjadi Slamet

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya