Kekhawatiran Perang Dagang Kembali Tekan Wall Street

Pendorong utama pelemahan dua indeks acuan di AS tersebut adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan adanya perang dagang lanjutan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Sep 2018, 05:20 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2018, 05:20 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street tertekan pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini disebabkan ketakutan dari pelaku pasar akan perang dagang AS dengan China.

Mengutip Reuters, Jumat (7/9/2018), indeks acuan S&P 500 kehilangan 10,55 poin atau 0,37 persen menjadi 2.878,05. Untuk Nasdaq Composite turun 72,45 poin atau 0,91 persen menjadi 7.922,73.

Kebalikannya, Dow Jones Industrial Average naik 20,88 poin atau 0,08 persen menjadi 25.995,87.

Pendorong utama pelemahan dua indeks acuan di AS tersebut adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan adanya perang dagang lanjutan. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump telah memberikan sinyal adanya kemungkinan pengenaan tarif bea masuk lebih banyak kepada produk-produk dari China.

Proposal tarif yang akan ditarik kemungkinan akan mencapai USD 200 miliar. Saat ini pemerintah AS tengah mencari dukungan dari publik.

Dengan adanya rencana tersebut, China menyatakan tidak akan tinggal diam. Mereka juga akan melakukan balasan dengan mengenakan tarif yanbg tinggi kepada produk-produk dari AS.

"Saat ini investor tengah mencari kejelasan. Soal perang tarif ini akan terus membayangi gerak bursa saham," jelas analis SunTrust Advisory Services, Atlanta, Keith Lerner.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Saham Teknologi

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Selain itu, pelemahan Wall Street juga disebabkan oleh saham-saham di sektor teknologi. Adanya rencana peningkatan regulasi untuk perusahaan media sosial membuat perusahaan-perusahaan teknologi jatuh.

Pada Rabu kemarin, para eksekutif dari Facebook Inc dan Twitter Inc bersaksi di depan para anggota parlemen AS yang skeptis mengenai langkah-langkah mereka untuk memerangi upaya-upaya asing untuk mempengaruhi politik AS. Pada hari yang sama, Departemen Kehakiman AS mengatakan pihaknya melihat kekhawatiran bahwa platform media sosial dengan sengaja menghalangi pertukaran ide-ide bebas.

Saham Facebook turun 2,8 persen dan saham Twitter turun 5,9 persen. Saham Snap Inc perusahaan induk Snapchat menyentuh rekor terendah dan berakhir turun 3,1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya