Liputan6.com, New York Wall Street ditutup bervariasi dengan indeks S&P 500 berakhir mendatar sementara Dow melemah dan Nasdaq ditutup lebih tinggi pada penutupan di akhir pekan.
Pemicu perdagangan saham kali ini karena Kanada dan Amerika Serikat menutup pembicaraan perdagangan tanpa hasil, menjelang Hari Buruh.
Advertisement
Baca Juga
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 22,1 poin, atau 0,09 persen, menjadi 25.964,82. Sementara indeks S&P 500 menguat 0,39 poin, atau 0,01 persen, menjadi 2.901,52 dan Nasdaq Composite bertambah 21,17 poin, atau 0,26 persen, menjadi 8.109,54.
Pembicaraan antara Kanada Amerika Serikat untuk merundingkan kembali Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) berakhir dengan jalan buntu karena kedua pihak tidak dapat mencapai kesepakatan, menurut Wall Street Journal.
Kegelisahan tentang perang perdagangan sempat mereda selama beberapa hari terakhir karena Meksiko dan Amerika Serikat mencapai kesepakatan bilateral.
Namun kekhawatiran kembali muncul di akhir pekan setelah muncul laporan jika Presiden AS Donald Trump siap untuk mengenakan tarif tambahan impor senilai USD 200 miliar kepada Cina dalam waktu dekat.
"Kami mungkin tidak memiliki pengganti NAFTA secepat yang kami kira," kata John Toohey, kepala ekuitas di USAA di San Antonio.
Â
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Â
Saham Naik dan Turun
Adapun saham yang mencatatkan kenaikan kali ini, adalah milik Amazon.com yang naik 0,5 persen. Hal ini dipicu peluang yang investor lihat jika perusahaan mendekati pencapaian target pasar senilai USD 1 triliun.
Kemudian saham Apple Inc ditutup naik 1,2 persen, mencapai penutupan tinggi baru untuk sesi kelima beruntun.
Sedangkan yang membukukan penurunan nilai pasar antara lain Coca-Cola Co (KO.N). Perusahaan setuju untuk membeli kopi Costa dari Whitbread PLC (WTB.L) Inggris seharga USD 5,1 miliar. Akibatnya saham perusahaan merosot 0,8 persen.
Saham Ford Motor Co (F.N) turun 2,3 persen setelah membatalkan rencana untuk menjual kendaraan kecil buatan China di Amerika Serikat seiring masalah tarif.
Advertisement