Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi menyambut akhir pekan. Hal ini ditunjukkan dari indeks saham S&P 500 yang melemah lantaran pelaku pasar fokus terhadap kenaikan suku bunga dan meningkatnya ketegangan perang dagang dapat menekan pertumbuhan ekonomi.
Sentimen negatif itu juga yang imbangi katalis positif dari positifnya hasil kinerja keuangan Procter and Gamble Co. Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 64,89 poin atau 0,26 persen ke posisi 25.444,34.
Indeks saham S&P 500 tergelincir satu poin atau 0,04 persen ke posisi 2.767,78. Indeks saham Nasdaq merosot 36,11 poin atau 0,48 persen ke posisi 7.449,03.
Advertisement
Baca Juga
Selama sepekan, indeks saham S&P 500 naik 0,02 persen, indeks saham Dow Jones mendaki 0,4 persen dan indeks saham Nasdaq tergelincir 0,6 persen.
Saham Procter and Gamble menguat 8,8 persen usai perusahaan barang konsumsi itu melaporkan kenaikan penjualan kuartal I 2018. Menguatnya saham Procter and Gamble mengangkat indeks saham Dow Jones dan indeks sektor saham konsumsi S&P 500. Sektor saham tersebut naik 2,3 persen.
Sektor saham konsumsi mampu ungguli kinerja indeks S&P 500 pada 2018. Sektor tersebut catatkan kenaikan harian terbesar sejak Agustus 2015.
Namun, ketegangan perang dagang dan kenaikan suku bunga bebani wall street. Indeks saham S&P 500 pun ditutup di bawah rata-rata pergerakan 200 hari. Sektor saham defensif, utilitas, properti, konsumsi memimpin kenaikan sektor saham di indeks S&P menunjukkan investor berhati-hati.
Â
Pelaku Pasar Butuh Laporan Keuangan Perusahaan yang Kuat
Sementara itu, kekhawatiran kebijakan perdagangan bebani saham Honeywell International Inc yang melemah 1,1 persen. Hal itu lantaran perseroan melihat pertumbuhan industri lebih lambat di China. Penerapan tarif juga berpotensi menelan biaya ratusan juta dolar AS pada 2019.
Saham PayPal Holdings Inc menguat 9,4 persen. Penguatan itu terbesar dalam dua tahun usai perseroan rilis perkiraan keuntungan kuartal.
Dari data ekonomi, penjualan rumah AS turun pada September 2018. Penjualan rumah turun paling dalam lebih dari dua tahun karena pasar properti yang terus berjuang meski ekonomi menguat. Penjualan rumah sekarang turun selama enam bulan berturut-turut dan kenaikan suku bunga akan memperlambat permintaan.
"Masih ada kekhawatiran Anda dapat melihat pasar apakah suku bunga lebih tinggi dapat melemahkan pertumbuhan," ujar Quincy Krosby, Chief Market Strategist Prudential Financial, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (20/10/2018).
Ia menuturkan, investor akan mencari secara khusus penjualan yang kuat bukan hanya keuntungan di tengah rilis laporan keuangan. Sejauh ini, 61,9 persen perusahaan yang masuk S&P 500 melaporkan pendapatan di atas harapan analis.
"Apa yang perlu kita lihat untuk mendapatkan investor kembali ke pasar adalah pertumbuhan pendapatan lebih kuat," kata dia.
Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7,59 miliar saham. Angka ini lebih rendah dari rata-rata perdagangan saham selama 20 hari sekitar 7,8 miliar saham.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement