IHSG Bakal Lanjutkan Tekanan, Simak Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 5.704-5.839 pada Selasa pekan ini.

oleh Bawono Yadika diperbarui 30 Okt 2018, 06:20 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2018, 06:20 WIB
IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bakal terkoreksi pada perdagangan saham Selasa (30/10/2018).

Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Nafan Aji, memproyeksikan IHSG berada di zona negatif pada rentang 5.704-5.839 pada perdagangan saham Selasa pekan ini.

Sementara itu, Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, peluang kenaikan IHSG terlihat cukup besar. Hal ini mengingat sisi fundamental ekonomi yang masih cukup kuat dan rilis data emiten yang terlihat cukup stabil.

"Peluang koreksi wajar dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian. Hari ini IHSG berpotensi naik,” ujar dia.

William prediksi, IHSG akan bergerak di kisaran 5.711-5.988 pada Selasa pekan ini.

Direktur Pelaksana Jagartha Advisors, FX Iwan, mengatakan  perdagangan saham hingga Jumat pekan ini masih akan diselimuti sentimen eksternal. Ia pun menilai ketidakpastian global tetap menjadi musuh utama bagi laju IHSG.

"Untuk perdagangan hingga Jumat ini masih akan dibayangi perkembangan dari sentimen eksternal. Jadi laporan keuangan masih akan menopang IHSG pada waktu-waktu ini," tuturnya saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta.

Iwan menjelaskan, dari sisi pasar modal, investor melihat dibutuhkanya langkah konkret dari pemerintah untuk menangani defisit transaksi berjalan. Terutama yang saat ini lebih disebabkan oleh defisit di sektor minyak dan gas.

"Melihat faktor eksternal masih menjadi pendorong utama pergerakan pasar selama sepakan, saham dengan valuasi atraktif berbasis ekspor dan berpenghasilan dolar menjadi rekomendasi hari ini," ujar dia.

 

Pilihan Saham

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun pada hari ini Iwan menyarankan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sedangkan Nafan Aji menganjurkan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Indosat Tbk (ISAT), serta PT Mayora Indah Tbk (MYOR).

Sebelumnya, pada penutupan perdagangan saham, Senin (29/10/2018), IHSG melemah 30,31 poin atau 0,52 persen ke posisi 5.754,60. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,63 persen ke posisi 904,12. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 5.814,67 dan terendah 5.747,03. Sebanyak 249 saham melemah sehingga menekan IHSG. 148 saham menguat dan 112 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham tidak terlalu begitu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 286.322 kali dengan volume perdagangan saham 7,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5 triliun. Investor asing beli saham Rp 150,8 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 15.217.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham aneka industri naik 0,73 persen dan sektor saham infrastruktur menanjak 0,64 persen.

Sektor saham tambang merosot 1,8 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi tergelincir 1,33 persen dan sektor saham keuangan susut 0,98 persen.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya