Indosat Catatkan Rugi Rp 2,4 Triliun pada 2018

Indosat mencatatkan penurunan pendapatan turun 22,7 persen dari Rp 29,92 triliun pada 2017 menjadi Rp 23,13 triliun pada 2018.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Mar 2019, 13:04 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2019, 13:04 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) merilis kinerja sepanjang 2018. Perseroan alami rugi mencapai Rp 2,4 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 1,13 triliun.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Kamis (7/3/2019), perseroan mencatatkan penurunan pendapatan turun 22,7 persen dari Rp 29,92 triliun pada 2017 menjadi Rp 23,13 triliun pada 2018.

Perseroan alami penurunan pendapatan dari seluler sebesar 26,4 persen pada 2018. Pendapatan dari bisnis selular tercatat Rp 18,02 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 24,49 triliun.

Demikian juga dari pendapatan dari bisnis multimedia, komunikasi data, internet (MIDI) yang turun tipis tiga persen menjadi Rp 4,38 triliun pada 2018. Dari pendapatan telekomunikasi tetap merosot 20,1 persen menjadi Rp 729,3 miliar hingga 2018.

Beban perseroan merosot 8,8 persen menjadi Rp 23,60 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,89 triliun. Beban penyelenggaraan jasa turun dari Rp 12,64 triliun pada 2017 menjadi Rp 12,04 triliun.

Hal itu dipicu penurunan beban interkoneksi, pemeliharaan, sewa sirkit, paket perdana dan voucher, beban USO dan biaya hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang diimbangi dengan peningkatan beban frekuensi, beban utilitas, instalasi, beban perangkat telekomunikasi, beban jasa penagihan, dan beban sewa.

Beban penyusutan dan amortisasi merosot menjadi Rp 8,24 triliun. Hal ini didorong tidak adanya lagi depresiasi dari aset tetap dengan nilai buku bersih nol.

Sementara itu, beban karyawan naik menjadi Rp 2,23 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,02 triliun. Hal ini karena ada penyesuaian biaya fasilitas kesehatan pada 2017. Beban pemasaran merosot menjadi Rp 1,22 triliun dari periode 2017 sebesar Rp 1,28 triliun.

Perseroan menjelaskan kalau beban pemasaran itu turun akibat penurunan aktivitas pemasaran terkait transformasi strategi pemasaran serta dampak implementasi awal PSAK 72. Perseroan juga alami rugi selisih kurs Rp 25,87 miliar pada 2018..

Dengan melihat kondisi itu, PT Indosat Tbk alami rugi per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 442,38 dari periode 2017 masih untung Rp 209,02.

 

Kinerja Operasional

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan kinerja operasional, basis pelanggan selular mencapai 58 juta pada 2018 dari periode 2017 sebesar 110,2 juta pada 2017 imbas implementasi aturan terkait registrasi kartu perdana.

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular pada 2018 sebesar Rp 18,7 ribu atau turun Rp 1,6 ribu dibanding 2017. Rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan turun menjadi 36,1 menit atau merosot 24 persen dibandingkan 2017, sejalan penurunan layanan suara sesuai tren industri.

Sementara itu, total aset perseroan naik 4,9 persen menjadi Rp 53,13 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 50,66 triliun.

Liabilitas perseroan naik 14,4 persen menjadi Rp 41 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 35,84 triliun.

PT Indosat Ooredoo mengurangi 77,7 persen porsi utang dalam dolar AS dari USD 90,3 juta atau mewakili 6,3 persen dari total utang pada 2017 menjadi USD 20,1 juta (mewakilii 1,4 persen dari total utang) pada 2018.

Total ekuitas merosot 18,1 persen menjadi Rp 12,1 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,81 triliun. Total utang naik 9,9 persen menjadi Rp 21,42 triliun pada 2018.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya