Ketegangan Perang Dagang AS-China Kembali Tekan Wall Street

Kekhawatiran perang tarif atau saling berbalas pemberikan tarif antara AS dengan China akan menghambat pertumbuhan ekonomi global.

oleh Arthur Gideon diperbarui 23 Mei 2019, 05:30 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2019, 05:30 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut adalah kembali memanasnya tensi perang dagang AS dengan China.

Pada perdagangan sehari sebelumnya Wall Street sempat menghijau karena Pemerintahan Presiden AS Donald Trump sedikit memberikan ketinganan sanksi kepada Huawei Technology Co Ltd.

Namun tak lama berselang, pihak Gedung Putih menyatakan bahwa merea dapat memberlakukan pembatasan pada perusahaan teknologi China lainnya. Tentu saja, pernyataan tersebut langsung mengguncang bursa saham AS.

Mengutip Reuters, Kamis (23/5/2019), Dow Jones Industrial Average turun 100,72 poin atau 0,39 persen menjadi 25.776,61. Untuk S&P 500 kehilangan 8,09 poin atau 0,28 persen menjadi 2.856,27. Sedangkan Nasdaq Composite turun 34,88 poin atau 0,45 persen menjadi 7.750,84.

Laporan media pada Rabu kemarin mengatakan bahwa pihak administrasi Trump sedang mempertimbangkan sanksi pada Hikvision yang merupakan produsen dan pemasok produk pengawasan video terbesar di dunia yang berbasis di Hangzhou, Cina.

Kekhawatiran perang tarif atau saling berbalas pemberikan tarif antara AS dengan China ini akan menghambat pertumbuhan global. Para investor pun berada di ujung tanduk dan mendorong indeks acuan Wall Street yaitu S&P 500 berada di jalur untuk mencatat penurunan bulanan pertamanya sejak aksi jual pada Desember lalu.

"Bisnis antara AS dan China tidak akan seperti dua bulan yang lalu," kata Jim Awad, Analis Clearstead Advisors di New York. "Mereka akan mengencangkan ikat pinggang, dan kami akan mengencangkan juga." jelas dia.

"Pelaku pasar tengah mencoba untuk mengatur ulang ekspektasi pertumbuhan laba perusahaan sehubungan dengan itu," tambah dia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Gerak Saham

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Jatuhnya saham Qualcomm Inc dan Lowe's Companies Inc membantu menyeret indeks acuan S&P 500 ke zona merah.

Seorang hakim federal memutuskan bahwa Qualcomm secara ilegal menekan persaingan di pasar untuk chip ponsel pintar dengan mengancam akan memotong pasokan dan mengambil biaya lisensi yang berlebihan. Keputusan tersebut membuat saham perusahaan pembuat chip tersebut anjlok 10,9 persen.

Saham Lowe juga menukik 11,8 persen setelah perusahaan yang bergerak di bidang jasa penjualan bahan bangunan dan renovasi rumah ini memotong perkiraan laba setahun penuh.

Perusahaan lain, Nordstrom Inc, juga mengurangi prakiraan penjualan dan laba. Saham Nordstrom turun 9,2 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya