Bursa Saham Asia Menguat, Sektor Industri di China Raup Untung

Saham di Asia menguat pada perdagangan Senin pagi.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Des 2020, 08:30 WIB
Diterbitkan 28 Des 2020, 08:30 WIB
asia-saham-tunggu-121107b.jpg
Saham

Liputan6.com, Jakarta - Saham di Asia naik lebih tinggi pada perdagangan Senin pagi. Pekani ini menjadi pekan perdagangan terakhir di 2020.

Dikutip dari CNBC, Senin (28/12/2020), di Jepang, Nikkei 225 naik 0,32 persen, sedangkan indeks Topix naik 0,27 persen. Kospi Korea Selatan naik 0,86 persen.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,18 persen lebih tinggi.

Keuntungan di perusahaan industri China pada November naik 15,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional negara itu selama akhir pekan.

Sedangkan saham Alibaba di Hong Kong akan dipantau investor pada perdagangan Senin. Itu terjadi setelah regulator China memerintahkan Grup Ant yang berafiliasi dengan Alibaba untuk memperbaiki bisnisnya.

Pasar saham di Australia dan Selandia Baru tutup pada hari Senin untuk hari libur nasional.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Hingga 22 Desember 2020, Pasar Modal Indonesia Himpun Dana IPO Rp 5,4 Triliun

Ekonomi China Melambat, Bursa Asia dan Wall Street Tertekan
Bursa saham Asia bergerak melemah dengan indeks saham acuan regional merosot tajam 1,2% pada Jumat pekan ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan, penghimpunan dana dari pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) hingga 22 Desember 2020 mencapai angka Rp 5,49 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan, situasi pandemi Covid-19 membuat adanya penurunan nilai penghimpunan dana IPO pada 2020 ini dibanding tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, terdapat 55 emiten yang melakukan pencatatan perdana saham di 2019, dengan total dana terhimpun mencapai Rp 14,78 triliun.

"Sampai dengan tanggal 22 Desember 2020, total dana dihimpun pada tahun 2020 dari IPO saham adalah sebesar Rp 5,49 triliun," jelas Nyoman, seperti dikutip Jumat (25/12/2020).

Nyoman menyampaikan, hingga saat ini masih terdapat 17 perusahaan dari berbagai sektor yang masuk ke dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Berikut rinciannya:

- 6 perusahaan dari sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi

- 2 perusahaan dari sektor Properti dan Konstruksi

- 2 perusahaan dari sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi

- 2 perusahaan dari sektor Perkebunan

- 1 perusahaan dari sektor Pertambangan

- 2 perusahaan dari sektor Miscellaneous Industry

- 2 perusahaan dari sektor Keuangan. 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya